metro-bogor

Pkb Tolak Rencana Full Day School

Kamis, 22 Juni 2017 | 07:51 WIB

METROPOLITAN - Penolakan ren­cana Full Day School (sekolah satu hari penuh) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemen­dikbud) terus bergulir. Kali ini datang dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Men­urut Muhaimin, selama ini pendidikan pengajaran agama sudah ditangani dengan baik oleh Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga, kalaupun penerapan Full Day School tetap dilaksanakan, apakah be­nar para murid pendidikan agama da­pat terjamin secara baik.

“Apalagi di sekolah guru-gurunya keterbatasan dengan ilmu agama. Apakah di sekolah-sekolah itu dapat menjamin,” kata Muhaimin usai melakukan dialog ber­sama ulama dan tokoh ma­syarakat memperkuat sila­turahmi meneguhkan Islam Rahmatan Lilalamin di Kan­tor PCNU Kabupaten Bogor, kemarin.

Selama ini, rencana Full Day School hanya disetujui Muhammadiyah. Alasannya karena kegiatan itu meru­pakan solusi untuk perko­taan yang tidak banyak pesantrennya. Namun, se­benarnya di wilayah perko­taan juga sudah ada Diniyah Takmiliyah Awaliyah yang merupakan suatu tempat pendidikan keagamaan Is­lam nonformal yang meny­elenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pel­engkap bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Sehingga harus ada jalan tengahnya agar tidak terjadi perpecahan pendapat antarumat mus­lim di Indonesia.

“Saya harap NU dan Mu­hammadiyah tidak pernah pecah. Saya juga berharap NU dapat menjadi pemer­satu umat Islam. Saya juga akan mendatangi Ketua Muhammadiyah untuk mengajak duduk bersama membahas hal ini dengan NU,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Bogor Ed­win Sumarga akan menung­gu terlebih dahulu kepu­tusan dari PKB pusat, agar ke bawahnya bisa ber­kesinambungan. “Bisa saja kita juga melakukan hal yang sama (duduk ber­sama dengan Muhamma­diyah yang ada di Kabu­paten Bogor). Tapi, saya pikir karena ini struktur di pusat, kita menunggu dulu hasilnya,” kata Edwin.

Ia berharap ada kesada­ran dari pemerintah pusat bahwa Diniyah Takmiliyah Awaliyah bukanlah suatu tempat belajar yang baru berdiri seumur jagung. Apa­lagi, sistem pengajarannya sendiri sangat kooperatif dan bisa menyenangkan bagi para muridnya. “Pemerintah juga harus ada kesadaran untuk Diniyah Takmiliyah Awaliyah. Mereka berdiri bukan satu atau dua tahun, tetapi sudah lama,” tutupnya.

(rez/b/els/dit)

Tags

Terkini