metro-bogor

Manusia ‘Perak’ Mabuk Diciduk Satpol Pp

Sabtu, 1 Juli 2017 | 09:04 WIB

METROPOLITAN – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor menangkap salah seorang pemuda yang mencari dana bantuan sosial dengan mengecat seluruh tubuhnya berwarna perak di Jalan Kapten Muslihat. Pemuda bernama Andri Hidayat (21) itu menenggak minuman keras terlebih dahulu sebelum meminta-minta kepada warga yang melintas.

Kepala Seksi Pemberdayaan PPNS Satpol PP Kota Bogor Khairil mengatakan, kejadian seperti ini sudah pernah didapati kedua kalinya. Modus manusia ‘perak’ itu meminta sumbangan yang ditujukan untuk sebuah yayasan yatim piatu. “Untuk yayasannya sendiri masih belum jelas, kami hubungi juga tidak ada yang menjawab. Perlu diketahui masyarakat, untuk para pencari bantuan sosial yang menggunakan baju koko saja belum tentu benar, apalagi yang seperti ini,” ujarnya kepada Metro­politan.­

Saat ditangkap Satpol PP, terangnya, Andri dalam kon­disi terpengaruh minuman keras (miras) berjenis ciu. Pelaku berhasil diamankan berikut barang bukti satu botol miras yang disimpan dalam sakunya, dua butir obat keras yang disembunyikan dalam sepatu dan satu kotak amal yang difungsikan saat bero­perasi. Sebab, dari peme­riksaan sementara ia meneng­gak miras agar lebih berani dan percaya diri sebelum menjalankan aksinya. “Kami mengetahui dia mabuk dari gelagatnya, bicaranya juga sudah ngelantur ketika dita­nya,” terangnya.

Selain itu, alamat yayasan yatim piatu yang tercantum dalam kotak amal tersebut juga alamat palsu. Sebab ketika Andri ditangkap, Sat­pol PP langsung menghu­bungi nomor telepon yang tercantum dalam kotak amal tersebut namun tidak aktif. “Ia langsung dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor untuk mendapat pembinaan langsung dari pihak sosial. Sebab, ia meminta bukan untuk yayasan tapi untuk dirinya namun dengan cara seperti ini. Bahkan terkadang mereka meminta dengan cara memaksa sehingga me­mang harus dibina,” papar­nya.

Namun, Andri mengaku di­rinya mencari uang untuk membantu yayasan yatim piatu. Namun ketika ditanya alamat yayasan yatim piatu tersebut, ia tidak bisa mem­beritahukannya. “Benar, ini memang untuk anak yatim bukan buat saya,” kilah Andri.

Namun setelah dipaksa, Andri akhirnya mengaku sebagian uang yang dimintanya diguna­kan untuk keperluan hidupnya. Ia mengaku sudah menjalankan profesi barunya ini sebulan ter­akhir yang sebelumnya men­jadi pengamen jalanan. “Kadang uangnya juga dibagi dua buat saya dan ke yayasan,” ungkap­nya.

(mam/b/els/run)

Tags

Terkini