metro-bogor

Untung Langgar Kode Etik

Kamis, 6 Juli 2017 | 09:52 WIB

KETUA DPRD Kota Bogor Untung W Ma­ryono bikin geger sejumlah peserta sidang paripurna di gedung DPRD, kemarin. Politisi PDIP itu memimpin sidang paripurna meng­gunakan seragam salah satu organisasi masyara­kat (ormas) dengan berbagai atributnya. Se­jumlah anggota DPRD pun melayangkan interupsi lantaran dianggap tidak etis memimpin paripurna menggunakan seragam ormas.

ANGGOTA DPRD dari Frak­si PKS Teguh Rihananto langs­ung menginterupsi setelah pimpinan rapat membuka dan membacakan agenda pem­bahasan rapat paripurna. “Interupsi pak ketua, terkait seragam yang digunakan pak ketua, agar paripurna berjalan dengan khidmat, alangkah baiknya pak ketua meng­ganti seragam terlebih dulu,” ujarnya dalam sidang pari­purna, kemarin.

Namun, interupsi tersebut ditanggapi panas oleh Untung. Dia menolak mengganti sera­gamnya. Ia mengaku sudah meminta izin akan memimpin rapat dengan seragam yang dipakainya. Sebab, rapat pari­purna dengan kegiatan ormas yang dipimpinnya hampir ber­barengan. “Tadi sudah saya sampaikan, saya meminta maaf dari awal karena menggunakan seragam ini. Tidak ada yang bilang apa-apa, tapi sekarang sudah berjalan baru ramai,” terangnya.

Untung juga meminta jangan sampai persoalan seragam yang digunakannya menghambat pelaksanaan paripurna. Ke­cuali ia tiba-tiba dan tidak me­nyampaikan minta maaf. “Saya di sini tidak arogansi, bukan karena ada kesombongan di sini. Saya datang jauh-jauh untuk kepentingan masyarakat. Kalau seragam ini mengham­bat, saya siap keluar. Tidak dilaksanakan paripurna pun tidak apa-apa,” tegasnya.

Setelah Untung memberikan penjelasan, sejumlah ang­gota DPRD pun terpancing dan memberikan pandangan terkait ketua DPRD yang meng­gunakan seragam ormas saat rapat paripurna. Sampai-sampai seorang politisi se­nior Golkar R Oyok Sukardi merasa malu atas kegaduhan yang terjadi di ruang sidang tersebut. “Seharusnya kita malu debat kusir seperti ini, pembicaraan yang tidak ber­kualitas,” ujarnya.

Tindakan yang dilakukan ketua DPRD Kota Bogor kini menjadi viral di beberapa media sosial, sehingga mem­buat sejumlah pihak angkat bicara. Tak terkecuali Direktur Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Syamsuddin Alimsyah yang menyayangkan tingkah laku Ketua DPRD Kota Bogor Untung Maryono.

Menurut dia, seorang ketua DPRD harus bisa menjaga eti­kanya. Apalagi, ia merupakan anggota terhormat. “Sebenar­nya pakaian resmi di DPRD itu sudah diatur di tata tertib me­reka, terutama dalam rapat tertentu. Itulah sebabnya pa­kaian resmi DPRD setiap tahun anggaran dialokasikan penga­daan pakaian kedinasan bagi DPRD,” katanya saat dihubungi Metropolitan, kemarin.

Setiap ketua DPRD, lanjut dia, harus bisa menjaga etika. Hal itu penting karena DPRD adalah pejabat daerah yang dalam undang-undang dije­laskan bagian unsur penyel­enggara pemerintahan daerah. Sehingga segala hal yang dilakukan akan menjadi per­hatian masyarakat. “Memang sudah risiko ketua DPRD yang harus bisa jaga sikap. Walau bagaimanapun, mereka ada­lah wakil rakyat yang meru­pakan penyelenggara pemerin­tahan,” tuturnya.

Secara normatif, Syamsuddin juga menilai bahwa hal yang telah dilakukan Untung meru­pakan pelanggaran kode etik. Namun, hal tersebut dikem­balikan ke Badan Kehormatan Dewan (BKD) yang nantinya akan menilai seperti apa. “Tapi memang secara normatif itu pelanggaran kode etik,” ung­kapnya.

(mam/c/els/py)

Tags

Terkini