METROPOLITAN – Meski dianggap kemahalan, Bus Transjabodetabek Premium diklaim jauh lebih baik ketimbang Bus Transjabodetabek Premium Bekasi. Menurut Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, di hari yang sama saat uji coba, jumlah penumpang Bus Transjabodetabek Premium Bogor lebih tinggi 50 persen. ”Karena memang Kota Bogor kelihatannya lebih sangat membutuhkan untuk transportasi ke Jakarta ini. Perbandingannya hampir 50 persen di hari yang sama dengan Bekasi,” katanya kepada wartawan seusai rapat koordinasi dengan Wali Kota Bima Arya di Balai Kota, kemarin.
Menurutnya, percepatan jumlah penumpang dipengaruhi penyebaran informasi yang secara masif dilakukan. Bus premium ini hadir agar masyarakat yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi ke Jakarta berpindah ke bus.
”Supaya berpindah kita beri lajur khusus di jalan tol sehingga nanti, point to point tidak boleh lebih dari satu setengah jam. Sekarang lajur khusus dikerjakan Jasa Marga, kami sedang konsultasi ke Kementerian PUPR,” katanya. Sehingga nantinya ada satu lajur khusus di sebelah bahu jalan. Meski tidak diberi median, hanya marka jalan. Jika ada marka jalan tersebut, mobil pribadi tidak boleh masuk dan hanya berlaku di jam sibuk antara pukul 06:00 hingga 09:00 WIB.
”Bus umum nanti boleh menggunakan itu semua. Sekarang kan hanya untuk berangkat ke kantor, weekend tidak, tapi untuk weekend Kota Bogor kita layani terus. Setelah uji coba lanjut terus, minggu depan evaluasi, seperti tiket dan waktu tempuh,” bebernya.
Sementara Wali Kota Bima Arya menilai tidak menutup kemungkinan waktu operasional Bus Transjabodetabek Premium akan bertambah dikarenakan banyaknya permintaan keberangkatan dari Jakarta. ”Yang banyak permintaan dari Jakarta, lebih sore lagi waktunya,” tuturnya.
Suami Yane Ardian ini menambakan, hasil evaluasi menunjukkan perkembangan yang bagus. ”Evaluasi tiga hal, bagaimana nanti secara bertahap jalurnya steril. Kedua, waktu keberangkatan dari Jakarta akan ditambah disesuaikan permintaan dari jakarta. Yang ketiga publikasi atau promosi lebih masif supaya orang lebih tahu soal bus premium ini,” ungkapnya.
Soal tarif, Bima mengaku akan mengkaji lagi, meski ada permintaan untuk menurunkannya. ”Tapi ini kan segmennya premium. Jadi bukan memindahkan yang biasa naek kereta, tapi memindahkan yang biasa naik mobil pribadi,” tukasnya.
(ryn/b/els/py)