METROPOLITAN – Sudah bukan jadi rahasia umum di tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) banyak pelaku usaha yang memilih gulung tikar. Salah satunya minimnya perhatian yang diberikan pemerintah terhadap para pelaku usaha. Hal ini pula yang jadi perhatian bagi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Bogor.
Kepala Bidang Pariwisata Hotel dan Restoran Hipmi Kota Bogor, Fajari Arya Sugiarto mengatakan, dari data yang ada di Hipmi Kota Bogor, banyak perusahaan atau pelaku UMKM di Kota Bogor yang mengalami pasang surut penjualan. Sehingga, diharapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dapat memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap para pelaku UMKM di Kota Bogor. “Pemkot harus bisa lebih memperhatikan mereka (pelaku UMKM),” kata Fajari.
Menurunya, banyak produk khas Kota Bogor yang bisa dibanggakan dan bahkan sudah terkenal diamana-mana. Salah satunya, Kecap Cap Bemo yang berlokasi di RT 3, RW 5, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur. Sehingga, sudah seharusnya Pemkot Bogor dapat mempertahankan para pelaku-pelaku usaha yang ada di kota hujan. “Khususnya perhatian dengan memberikan fasilitas hingga pemasaran bagi para pelaku usaha,” ujarnya.
Sekedar diketahui, baru-baru ini Wali Kota Bogor, Bima Arya mengunjungi pabrik pembuatan kecap yang menjadi kebanggaan warga Bogor, yakni Kecap Cap Bemo yang berlokasi di RT 3, RW 5, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur. Kunjungan ini menurut Bima telah lama direncanakan dan baru kali ini terlaksana, namun ia tidak dapat bertemu langsung dengan pemiliknya karena sang pemilik tengah berada di Jakarta.
Pabrik kecap yang bergambar Bemo atau kendaraan khas Kota Bogor pada zaman dahulu ini menurut Bima merupakan kecap kebanggaan Bogor yang memiliki rasa yang enak dan telah beroperasi sejak tahun 1968. Bahkan Kecap Cap Bemo ini telah memasok produknya ke seluruh wilayah Bogor, baik di Kota Bogor maupun kabupaten Bogor..
(rez/b/els)