METROPOLITAN – Badan Informasi Geospasial (BIG) berhasil meraih sertifikasi ISO/IEC 20000 terkait manajemen dan layanan teknologi informasi (TI) pada periode tahun 2017. Raihan tersebut BIG dinilai kompeten dalam memberikan layanan di bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD). Dengan begitu, BIG menjadi instansi pemerintah kedua setelah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia yang telah comply dengan ISO/IEC 20000.
Kepala BIG Hasanuddin Z Abidin mengatakan, ruang lingkup ISO/IEC 20000 untuk BIG terkait dengan layanan internet, email dan penyimpanan berbassi cloud. Secara umum, ada beberapa manfaat implementasi ISO/IEC 20000. “Diantaranya, layanan IT dilaksanakan sesuai dengan standar internasional, memastikan kebutuhan pengguna terpenuhi, memperhatikan pengelolaan terhadap resiko yang mungkin dihadapi, dan meningkatkan kualitas layanan IT yang berkelanjutan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, dengan diterapkannya standar internasional dalam pengelolaan layanan IT ISO 20000, maka dimaksudkan untuk standar yang diperuntukkan sertifikasi manajemen IT. Sehingga standar tersebut untuk memungkinkan semua organisasi yang berpondasi pada teknologi informasi mampu menerapkan praktik terbaik yang ditetapkan secara internasional.
“Nantinya membuat pelayanan semakin baik bukan sertifikatnya, tapi orangnya, bagaimana pelayanannya dan bagaimana kinerjanya. Karena sertifikat ini memotret kondisi saat ini,” tegasnya.
Hasanuddin berharap BIG dapat semakin meningkatkan kualitas layanan bagi instansi pemerintah, pemda dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Informasi Geospasial. Hal tersebut dapat dilihat dari faktor kualitas datan yang dihasilkan, pelayanan yang cepat dan responsif terhadap permintaan pengguna. “Semoga dengan adanya ISO/IEC 20000 ini dapat meningkatkan kinerja dan produk BIG ke depannya menjadi lebih baik,”katanya.
Direktur Sales dan Marketing BSI Rudi Antoni mengungkapkan, sebelum menyerahkan sertifikasi ISO, BSI terlebih dahulu melakukan audit melihat kesiapan sistem dan layanan serta unsur lain seperti sumber daya manusia. "Tiap tahun kita akan datang untuk melihat apakah implementasi layanan masih berjalan dan ada perbaikan. Tidak ada istilah setelah raih ISO kemudian berhenti memberikan layanan berkualitas kepada masayrakat,"tukasnya. (ads/b/els)