metro-bogor

Pasokan Air PDAM Terhambat Limbah Pabrik

Rabu, 17 Januari 2018 | 11:03 WIB

-

METROPOLITAN – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor menanggapi dengan serius keluhan dan komplain warga soal pasokan air ke pelanggan. Menurut Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas air, diantaranya faktor alam dan pencemaran air di sungai Cisadane. “Faktor alam mah sulit yah. Pencemaran air sungai yang harusnya lebih bisa dikontrol, kan penyebabnya banyak, dari limbah proyek dan pabrik,” katanya saat ditemui dalam acara Konsultasi Publik Bussiness Plan 2108-2022 PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, di IPB Convention Centre (ICC) Botani Square, kemarin.

Untuk limbah proyek, lanjut Deni, menyebabkan banyaknya tanah yang masuk ke IPA Dekeng, sehingga kuantitas air berkurang karena banyak tanah yang terbawa. Otomatis, pasokan ke pelanggan berkurang.“Kami akui pelayanan belum optimal, namun kami berprogram, seperti optimaliasi IPA Dekeng, tinggal waktu, sabar, dan sampaikan ke warga dimana masalahnya, yang terberat sih faktor alam,” tandasnya

Sementara Dirjen Ciptakarya Sri Hartoyo menerangkan, pencemaran sungai mempengaruhi kualitas dan kuantitas air baku, yang didistribusikan menjadi air minum dari pengolahan hingga ke sambungan pelanggan. Menurutnya, secara ideal memang tidak boleh ada pencemaran air sungai. “Air baku harus dijaga, makanya koordinasi sangat penting, air baku ini harus kooordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dirjen Sumber Daya Air. Kami lebih kepada setelah mulai dari pengolahan hingga sambungan rumah. Misalnya dugaan pencemaraan akibat limbah pabrik dan proyek,” ujarnya.

Sri mengatakan, kualitas air di tiap daerah memang berbeda-beda, sehingga masalah PDAM se-Indonesia pun punya permasalahan yang berbeda-beda, yang sebagian besar soal kualitas air baku. Dia menyebut, salah satu solusi yang baik yakni distribusi sistem air minum regional. “Ada yang pas kemarau, debit air banyak, namun ada juga yang sebaliknya. Makanya dilakukan sistem air minum regional, artinya untuk sumber air dan sungai yang tiap tahun ada air nya, didistribusikan ke berbagai daerah yang dilewati, Misalnya air dari Waduk Jatiluhur, yang dibawa ke Jakarta, bisa didistribusikan dulu untuk Bekasi, jadi mengefektifkan distribusi,” ucapnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, sebagai PDAM terbaik kedua se-Indonesia, bukan berarti tidak ada PR yang harus dikerjakan. Menurutnya, masih banyak warga yang mengeluh soal debit pasokan air ke pelanggan. “Kota Bogor kedua se-Indonesia. Kalah sama Kota Buleleng dari kinerja keuangan. Tetapi jangan lupa, ada yang laporan ke saya, sudah tiga bulan air di daerahnya bermasalah, tidak ngalir,” katanya.

Ia juga meminta PDAM menyosialisasikan apa yang terjadi, bagaimana kekurangan pasokan air karena banyak faktor, diantaranya cuaca dan pencemaran air baku. “Jangan lupa pula program perbaikan dan peningkatan pelayanan yang sedang dikerjakan, segera rampung, agar tidak ada lagi keluhan warga,” tuntasnya.

(ryn/b/els)

Tags

Terkini