metro-bogor

Lapangan Sempur Boleh Diinjak Tiga Hari

Sabtu, 20 Januari 2018 | 08:57 WIB

-

METROPOLITAN – Banyaknya warga yang mengeluh lantaran dilarang bermain di Lapangan Sempur, terutama di zona yang memiliki rumput, menjadi ramai belakangan ini. Lapangan tersebut kini seperti pajangan saja yang hanya bisa dilihat dari kejauhan oleh warga Bogor sendiri. Bahkan, warga mulai membanding-bandingkan Lapangan Sempur dengan Alun-alun Kota Bandung yang bisa dinikmati tiap hari tanpa larangan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Pemeliharaan Taman Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Erwin Gunawan mengatakan, rumput yang ada digunakan di Lapangan Sempur kini berbeda dengan yang dahulu. Bahkan berbeda jenis dengan yang ada di Alun-Alun Bandung. Erwin menjelaskan rumput sempur masa perawatannya dalam seminggu tiga sampai lima hari, jadi hanya bisa digunakan bermain Jumat sampai Minggu saja. Sebab, jenis rumputnya berbeda. “Kami akui kurang sosialisasi, banyak warga yang salah paham, karena rumput yang ada sekarang beda, jenisnya rumput asli jenis bermuda, ditanam, dirawat, tumbuh dan hidup layaknya makhluk hidup, beda dengan alun-alun Bandung yang pakai sintetis. ” katanya kepada Metropolitan, kemarin.

Erwin mengklaim, jenis rumput tersebut merupakan rumput dengan tekstur terbaik, menggunakan media tanam bagian atas pasir laut, dengan ketebalan kurang lebih 10 sentimeter. Rumput ini, kata Erwin, memang memerlukan perawaan khusus, namun lebih murah di pembangunan, berbeda dengan sintetis yang mudah dirawat namun mahal di pembangunan awal.

“Makanya perawatannya pun beda. Mulai dari pembersihan rumput dari sampah daun, dan sampah lainnya,  pembersihan rumput dari tanaman liar, pembasmian dan penyemprotan hama, pemberian pupuk, pemangkasan, hingga penyiraman. Semua dilakukan agar tetap bagus dan rapi,” ujarnnya.

Apalagi, lanjutnya, ketika hujan sering terjadi dan sedang tinggi seperti sekarang ini. “Kalau rumput keadaan basah karena hujan, lebih rentan rusak bila diinjak,” tandasnya.

Kedepannya, sambung Erwin, sedang dikaji pembuatan papan informasi soal lapangan Sempur, sehingga masyarakat paham soal jenis rumput dan mengapa dibatasi ketat penggunaannya. Selain itu, pihaknya juga sedang kaji kemungkinan menambah jam boleh digunakan, nantinya mulai Kamis hingga Minggu.  “Akan didiiskusikan dulu teknis perawatan yangg memungkinkan, dengan tenaga ahli perawatannya, agar bisa dibuka lebih sering. Tetapi sementara ini, masih hanya Jumat sampai Minggu saja. Jumat dari jam enam pagi sampai pukul 18:00 WIB, sedangkan Sabtu dan Minggu dari pukul 06:00 WIB hingga jam sembilan malam,” tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah warga kecewa lantaran dilarang petugas yang keliaran, dengan alasan yang tak jelas saat akan memasuki area rumput Lapangan Sempur. “Kita sudah jauh-jauh datang di hari libur ini ke Lapangan Sempur. Eh ternyata dilarang masuk dan injak rumput. Sebenarnya ada apa sih, karena sering banget lapangan ini ditutup petugas,” kata warga Katulampa Teja Rahmadi.

Ia berharap, jenis rumput di Lapangan Sempur segera diganti seperti di Kota Bandung dimana setiap saat warga bisa leluasa bermain setiap saat. “Untuk apa dibangun mahal-mahal, jika kondisinya seperti ini. Kami dan tentunya sebagian besar warga rindu dengan Lapangan Sempur yang dulu,” tandasnya.

Warga Bantarjati Ryan beserta kedua anaknya menambahkan, jika di hari biasa rumput di Lapangan Sempur ini dilarang, maka usahakan untuk akhir pekan serta libur seperti di hari Sabtu atau Minggu, terbuka untuk umum. “Bingung kita. Sudah jauh-jauh datang tahunya dilarang. Memang, beberapa bulan lalu, saya dan keluarga pernah main ke sini dan kebetulan rumputnya bisa diinjak. Tapi, tambah kesini semakin sering ditutup tanpa alasan yang jelas,” ketusnya.

(ryn/a/els)

Tags

Terkini