METROPOLITAN – Dari 19 titik terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung di Kota Bogor, banjir di Kampung Bebek, Kelurahan Kedunghalang Kecamatan Bogor Utara menjadi yang terparah. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, ada 14 Kepala Keluarga (KK) dari 67 KK terdampak rendaman banjir Ciliwung dari empat RW di kelurahan tersebut, yang harus direlokasi.
Camat Bogor Utara Atep Budiman menjelaskan, Kampung Bebek merupakan salah satu langganan terdampak banjir, karena lokasinya yang bersentuhan langsung dengan sungai Ciliwung. Atep menambahkan, dari 67 KK di wilayah tersebut, ada 167 jiwa harus harus rela rumahnya terendam air. “Kalau di bendung Katulampa siaga tiga saja, disini (Kampung Bebek, red) air pasti masuk ke pemukiman, apalagi dari pagi tadi (kemarin, red) kan siaga satu, ketinggian airnya 240 sentimeter, ya lebih parah,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Menurutnya, perbaikan turap memang jadi solusi yang paling realistis dalam permasalahan banjir di Kampung Bebek ini. Sebab, meskipun warga sudah paham akan kejadian ini yang terus berulang tiap debit air Ciliwung meninggi, mereka enggan direlokasi. “Mulai dari bantaran di RW 02, Ciremai Ujung, masalahnya sama, memang turap itu perlu ditinggiin, sempadannya. Sudah pernah dihimbau relokasi, rusunawa, tapi kan belum operasi, daya tariknya juga kurang buat orang sini. Makanya yang paling realistis ya mengusahakan turap, supaya jadi solusi agak panjang buat warga di Kampung Bebek,” ujarnya.
Meskipun, solusi tersebut mesti dikoordinasikan terlebih dahulu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), sebagai pemegang kewenangan Daerah Aliran Sungai (DAS). “Kan punya mereka, segera lah setelah kejadian ini, akan koordinasi dan tindak lanjut, untuk mengurangi resiko, mengingat hujan nampaknya masih akan tinggi,” tandasnya.
Terpisah, warga RW 04 Komar (38) mengutarakan, warga memang lebih berharap turap yang lebih baik, karena keberatan jika harus relokasi. “Sudah nyaman, relokasi mah susah lagi, jauh dari tempat kerja,” ketusnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi menuturkan, pihaknya akan membantu koordinasi dan memberi masukan jika memang turap menjadi solusi yang paling realistis untuk warga Kampung Bebek. “Saat ini belum, kami belum menerima masukan, sementara masih menunggu tindak lanjut,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, dari 19 titik, banjir di Kampung Bebek menjadi yang paling parah, dan memang harus ada solusi jangka panjang. Mengingat, lokasi tersebut dianggap langganan banjir. “Membaca kedepan apa yang harus dilakukan, bicara dengan DAS, melihat pengerjaan apa yang harus dilakukan, kuat atau tudak turapnya,” tuntasnya.
(ryn/b/els)