METROPOLITAN – Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) pusat nampaknya masih mengalami kesulitan dalam mengantisipasi berita hoax yang banyak beredar di tengah masyarakat, lewat media sosial.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Pusat Helmy Hafid mengaku, untuk mengatasi berita hoak yang sering muncul di medsos, pihak sudah sering memblokir konten tersebut, namun tidak di publikasikan ke masyarakat. Seiring perkembangan zaman, berita atau info hoak trus bermuculan untuk mengantisipasi hal tersebut, saat ini masih terus dibenahi secara menyeluruh agar semua berjalan secara maksimal.
“Adanya konten-konten hoak sudah banyak yang diblokir. Misalnya terkait terorisme, terkait isu agama itu langsung diblokir, terkadang konten tersebut kembali bermunculan,” kata Helmy usai menghadiri acara Forum Perangkan Daerah Tahun 2018 di Kantor Diskominfo Kabupaten Bogor, kemarin.
Disinggung masih kurangnya peran dari Diskominfo terhadap media sosial yang berdampak pada banyaknya masyarakat terjebak pemberitaan hoax, Helmy mengaku Diskominfo sudah bekerja secara maksimal. Bahkan, ia mengklaim sudah banyak yang dilakukan pihaknya untuk meminimalisir ini.
“Peran serta media sosial saat ini pun menjadi persoalan yang kian disikapi. Dalam hal ini, Diskominfo pun menjadi sorotan karena memiliki kewenangan untuk menyeimbangkan para pengguna media sosial terlebih di zaman yang serba canggih ini,” bebernya
Ditambahkan Helmy, penyelanggaran Forum Perangkat Daerah Tahun 2018 ini khususnya di Kabupaten Bogor merupakan intruksi menteri dimana pusat harus berkoordinasi ke daerah.
“Kita juga sadari bahwa Kominfo sebagai pembuat regulasi tersebut tidak melakukannya dengan baik. Makannya kami mulai berbenah secara internal,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Diskominfo Kabupaten Bogor, Kardenal mengaku dalam mengantisipasi berita hoax pihaknya terus melakukan sosialisasi melalui radio dan media cetak Diskominfo kepada masyarakat.
“Media sosial itu bagaiakan dua mata pisau yang berbahaya. Ketika tidak pandai menggunakan kontennya maka hancurlah. Jangan sampai jari lebih cepat bertindak daripada pikiran kita,” pungkasnya.
(ads/c/yok)