Frankie menambahkan, ada sekitar 50 lebih patung dicuci puluhan orang yang rutin sembahyang di vihara Hok Tek Bio ini. “Sebetulnya siapa saja, laki-laki atau perempuan, namun kebanyakan memang mereka yang suka sembahyang di sini. Hari ini (kemarin, red) kebetulan lebih banyak perempuan. Jadi sudah biasa melakukan ritual yang dilaksanakan setelah tanggal 24 bulan 12 kalender penanggalan Lunar ini,” tandasnya.
Beberapa patung dewa yang disucikan, sambung Frankie, diantara patung Dewi Kwan In, dan Dewa Ho Tek Tjeng Sin (Twa Pekong). Selain membersihkan rupang, umat yang bersembahyang di Vihara Dhanagun juga membersihkan lingkunga di sekitar bangunan yang punga nama Tionghoa, Hok Tek Bio ini. “Dewi Kwan Im, yang menurut warga Tionghoa memiliki sifat welas asih, sedangkan Dewa Tek Tjeng Sin merupakan dewa tuan rumah di vihara ini. Tradisinya ya, bersihin dulu, menggunakan air biasa, lalu pake air kembang, biar wangi lah ya. Selain itu, warga sekitar juga ikut kerja bakti, membersihkan lingkungan Vihara,” ungkapnya.
Warga Tionghoa Yeni (43) menuturkan, ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum melakukan ritual ini, diantarnya membersihkan diri, dan makan hanya dari sayur-sayuran saja alias tanpa makan daging. “Disini mah ritual saya dari kecil yah, turun temurun dari orang tua. Persiapannya ya bersih-bersih diri dulu, makan vegetarian. Ada yang tiga hari sebelum cuci, ada juga yang cuma sehari sebelumnya,” ujarnya.
Makna ritual ini, sambungnya, sebagai wujud doa agar di tahun yang baru nanti senantriasa berkah, selamat, aman dan damai, serta membawa rezeki. “Makanya harus kita nya bersih juga, rupang yang dicuci Dewi Kwan Im, yang membawa rezeki,” pungkasnya.
(ryn/b/els)