metro-bogor

Kantor Dinas PUPR Sempit

Sabtu, 31 Maret 2018 | 08:36 WIB

-

Alat berat beserta truk operasional berderet memarkir di bahu jalan depan kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bogor di Jalan Pemuda, Kecamatan Tanahsareal. Diwaktu tertentu deretan kendaraan beserta alat berat membludak hingga memakan dua baris pada ruas jalan. Tidak hanya keberadaan kendaraan, sempitnya tempat penyimpanan sparepart alat berat, serta material banguan jalan seperti aspal, mengganggu terhadap pengerjaan perawatan jalan. Keterbatasan tempat, sejalan dengan keterbatasan stok material.

Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menuturkan, karena sudah tidak muat alagi, pihaknya terpaksa memarkirkan kendaraan di bahu jalan. Bahkan kadang sampai memakan dua jalur. Bangunan yang menjadi kantor Dinas PUPR dulunya merupakan gedung Bioskop Wijaya. Pada bagian dalam tataletak ruangan belum banyak dirubah. Hanya di bagian lobi dianngap representatif. “Kurang representatif lah, butuh tempat untuk alat berat, kendaraan, bahkan aspal pun rasanya masih kurang tempatnya,” kata Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, saat ditemui Metropolitan di kantornya, kemarin.

Secara total, sambung Chusnul, Dinas PUPR kini mempunya 35 kendaraan operasional, yang terdiri dari mesin gilas, dump truck, pikap, backhoe loader, dan eskavator tonton. Luas kantor yang ada sekarang dirasa masih kurang, sehingga kendaraan-kendaraan tersebut, harus diparkir sebagian di bahu jalan.

“Mengganggu lah. Apalagi kalau sampai dua lajur, beberapa kali juga pihak kepolisian menegur. Misalnya kalau Presiden Joko Widodo lewat sini, kami harus memasukan sementara kedalam. Setelah lewat, baru dikeluarin lagi. Ini repot,” ucapnya.

Selain itu, kata Chusnul, pihaknya juga sulit menyimpan material aspal, karena tempat penyimpanan yang terbatas. Alhasil, mempengaruhi proses pekerjaan misalnya saat ada perbaikan jalan. “Kendala itu membuat pekerjaan perbaikan jalan agak lambat, karena keterbatasan tempat sejalan dengan keterbatasan stok material. Nah saat butuh banyak, akhirnya kami kan beli bertahap, ini agak mengganggu proses dilapangan,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga membutuhkan tempat untuk menyimpan sparepart alat berat, serta material banguan jalan. Minimnya tempat penyimpanan material jalan juga diyakini Chusnul sebagai musabab sering terlambatnya berbaikan jalan. “Kita belanjanya bertahap, jadi tidak bisa sekaligus. Itu yang menyebabkan kalau perbaikan agak terlambat,” kata Chusnul.

Sementara itu, Kepala Bidang Tata Ruang dan Perencanaan Pengawasan Infrastruktur Dinas PUPR Kota Bogor Junenti Nadeak menerangkan, masih ada kekurangan lain pada gedung bekas ini, yakni ruangan arsip yang terbatas. Sehingga, ada beberapa ruangan yang semestinya ada, namun belum dimiliki Dinas PUPR Kota Bogor. “Kita masih butuh ruang arsip, sampai sekarang kami simpan arsip diatas ruangan, mestinya ada ruangan arsip yah,” ujarnya.

Terpisah, warga Kebonpedes Satu Kecamatan Tanahsareal Tarya (35) juga mengaku, kadang dirinya terganggu dengan adanya kendaraan yang parkir di depan kantor PUPR, bahkan hingga menghabiskan dua lajur kendaraan. “Yang masalah kalau pas kereta melintas, akses jalan kan menyempit. Kami juga heran kenapa kendaraan ini malah parkir di bahu jalan, harusnya mah dimasukin lah kedalam, sehingga tidak mengurangi jalur,” pungkasnya.

(ryn)

Tags

Terkini