metro-bogor

RSUD Cibinong Anggap Sandal Pasien Berjajar Itu Wajar

Rabu, 30 Mei 2018 | 08:48 WIB

-

METROPOLITAN – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong akhirnya buka suara soal antrean sandal pasien daru subuh saat mengambil nomor pendaftaran. Humas RSUD Cibinong Kabupaten Bogor dr Uci Sanusimenilai kejadian tersebut hal yang wajar dan sering terjadi di beberapa RSUD di Bumi Tegar Beriman. Pasien, kata dia, berlomba-lomba ingin menjadi yang pertama mendapatkan perawatan. "Wajar saja antrean sandal itu terjadi karena mereka ingin menjadi yang tercepat mendapatkan perawatan, saya yakin di RSUD lain juga sama," tutur wanita yang akrab disapa Uci kepada Metropolitan.

Ia mengaku akan membenahi hal ini dengan rencana pelayanan berbasis online. Saat ini, Uci mengaku pihaknya sedang melakukan pengkajian dan pemutakhiran layanan. Namun rendahnya pemahaman warga Kabupaten Bogor soal teknologi canggih dinilai sebagai salah satu kendala sulitnya menerapkan layanan online di RSUD tersebut. "Masyarakat kita tidak sepenuhnya mengerti tentang media, kalau kita pakai sistem pelayanan online, saya takut akan banyak masyarakat yang kesulitan untuk mengaksesnya," katanya.

Terpisah, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor Burhanudin menyayangkan buruknya pelayanan di RSUD Cibinong. Burhan menilai perlu adanya suatu badan independen yang bekerja mengawasi seluruh rumah sakit di Kabupaten Bogor guna menjamin kualitas pelayanan terhadap masyarakat. "Mungkin harus ada lembaga independen yang bukan berasal dari pemerintah, untuk mengawasi langsung kualitas pelayanan rumah sakit, khusunya di Kabupaten Bogor," katanya.

Sebelumnya, sejumlah pasien RSUD Kabupaten Bogor mengeluhkan panjangnya antrean pengambilan nomor urut. Beberapa pasien rela berangkat ke RSUD Cibinong di pagi buta. Terlebih warga yang tinggal di pelosok Kabupaten Bogor. Pudin salah satunya. Sejak pukul 01:30 WIB, warga Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur itu sudah berangkat ke RSUD Cibinong untuk mengambil antrean nomor urut. Butuh waktu satu jam setengah untuk sampai di rumah sakit pelat merah tersebut. Itu pun Pudin harus bersabar lagi menunggu antrean nomor urut. “Sampai di sini sudah jam tiga,” kata Pudin sembari duduk selonjoran.

Pantauan Metropolitan, sebelum azan subuh, aktivitas antrean semakin terlihat di pintu gerbang. Hampir semua pasien berinisiatif meletakan barang-barangnya di lantai sebagai tanda pemiliknya mengantre. Itu pula yang dilakukan Pudin yang sengaja menaruh sandal jepitnya di deretan antrean.

Duh mau sampai kapan begini,”celetuk seorang wanita paruh baya yang terlihat lelah menunggu antrean panjang di selasar rumah sakit. Hingga begitu pintu gerbang rumah sakit dibuka satpam, mereka berbaris teratur sesuai dengan barang yang diletakan pemiliknya masing-masing.

(ogi/c/els)

Tags

Terkini