Menjadi jurnalis tak hanya cukup belajar teori, tapi juga harus memahami situasi di lapangan. Oleh sebab itu, mahasiswa semester 2 Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Djuanda (Unida) Bogor pun menggelar seminar bertajuk ’How to be a Profesional Journalist’ di gedung C Amaliah, Unida, akhir pekan lalu.
Even tersebut merupakan even pertama yang dihelat Komik 2017, sebutan untuk mahasiswa semester 2. Sekaligus juga menjadi salah satu rangkaian pemenuhan tugas UAS Mata Kuliah Dasar-dasar Fotografi. Selain Komik 2017, dihadiri mahasiswa Unida lintas jurusan lainnya yang memiliki minat di bidang fotografi.
Dosen Fotografi FISIP Unida Ali Alamsyah mengatakan, menjadi mahasiswa perlu memperkuat pemahaman tidak hanya dari segi teori, tetapi juga mendapatkan pencerahan dari pengalaman seorang jurnalis. Makanya, seminar pun mengundang jurnalis menjadi pembicara untuk sharing pengalaman dilapangan. Setelah mendapatkan materi pelatihan, mahasiswa sadar menjadi jurnalis foto butuh keseriusan bukan hanya hobi saja. Perlu melatih diri sendiri untuk membuka kebenaran, melalui gambar yang bermakna bagi pembaca.
Foto punya interpretasi yang banyak bagi setiap orang yang melihat dan memaknainya. Ini penting bagi mahasiswa karena punya manfaat keilmuannya, maupun dari segi kohesivitas di antara sesama mahasiswa, katanya kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Sementara itu, pembicara seminar Ryan Muttaqien membuka mata mahasiswa untuk kreatif dalam menciptakan karya jurnalistik yang bagus dan layak dinikmati publik di media massa. Dia pun berbagi pengalaman ketika berada di lokasi kejadian atau peristiwa dan bagaimana mempertajam insting saat ada momen tepat pada objek berita.
“Memang anak-anak butuh diberi pemahaman tentang pengalaman jurnalis di lapangan, jadi tidak melulu dicekoki teori saja. Terlihat dari tingginya antusiasme dari mahasiswa yang memberikan banyak pertanyaan disaat sesi tanya jawab,” ucap wartawan Harian Metropolitan ini.(ryn/b/els)