Ritual mudik ke kampung halaman sudah terasa jelang Hari Raya Idul Fitri. Namun jumlah pemudik yang memanfaatkan jasa angkutan bus mengalami penurunan. Buktinya, Terminal Baranangsiang mencatat ada penurunan jumlah penumpang sampai sepuluh persen dibandingkan tahun sebelumnya.
KEPALA UPTD Terminal Baranangsiang, Sumardono, mengungkapkan, persentase penurunannya ada di kisaran 10,5 persen. ”Dibandingkan H-5 tahun lalu saja, ada penurunan sekitar 8,7 persen. Jumlahnya untuk H-5 pada arus mudik 2017 ada sekitar 21.917 penumpang yang berangkat dari Baranangsiang. Tapi sampai hari ini (kemarin, red) hanya 19.096 penumpang,” katanya.
Sumardono menambahkan, ada beberapa faktor yang menjadi penentu makin berkurangnya jumlah pemudik yang menggunakan transportasi massal bus dari tahun ke tahun. Di antaranya persaingan antarmoda angkutan yang semakin ketat dan adanya kebijakan mudik gratis, baik yang disediakan Kementerian Perhubungan maupun Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat. Masyarakat memang diberi pilihan lebih banyak, namun dengan pengelolaan yang kurang baik bus kini tak lagi menjadi moda angkutan favorit masyarakat.
”Contohlah commuter line, ada kebijakan menambah gerbong. Di saat memang sudah jadi favorit, makin bertambahlah penumpangnya. Kini bus hanya jadi alternatif, ketika kereta atau pesawat kehabisan kursi misalnya, barulah mereka naik bus,” ucapnya.
Untuk Terminal Baranangsiang, kebanyakan pemudik dengan tujuan beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera. Sedangkan beberapa daerah lain seprovinsi, seperti ke Palabuhanratu dan Bandung tidak terlalu banyak. ”Makanya padat itu ya H-7 yang ke Jawa dan Sumatera. Baru lah H-3 sampai H-1 itu padat, ditambah yang dekat-dekat misal ke Bandung dan Sukabumi atau Banten,” imbuhnya.
Selain itu, kata Sumardono, belum tertatanya terminal jadi faktor lain terjadinya penurunan angka penumpang setiap tahunnya. Proses pengalihan operasional dari daerah ke pusat harus segera direalisasikan untuk menambah manfaat dan meningkatkan gairah terminal agar bus kembali menjadi moda transportasi mudik favorit.
”Sedang proses ya. Tiap tahun penurunan penumpang itu sekitar 10 persen, sejak terminal kondisinya seperti ini. Kalau tidak segera berubah, ya tak akan jauh-jauh seperti sekarang hasilnya,” katanya.
Sementara salah seorang penumpang, Dian (25), mengakui kalau semakin hari penumpang di Terminal Baranangsiang semakin menurun. Wanita yang bekerja di salah satu pabrik daerah Cibinong itu hendak pulang ke Cirebon menggunakan bus dari Baranangsiang. ”Tiap tahun makin menurun, ya karena terminalnya juga gini-gini aja sih,” pungkasnya. (ryn/c/els/py)