metro-bogor

LIPI Uji Pakan Sapi

Selasa, 14 Agustus 2018 | 09:55 WIB

METROPOLITAN - Demi peningkatan kualitas sapi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus berupaya mewujudkan swasembada daging dan susu dengan riset. Caranya lewat pemberian pakan berkualitas kepada sapi, baik jenis potong maupun perah. Plt Kepala Pusat Peneliti Bioteknologi LIPI Syamsidah Rahmawati menuturkan, LIPI menyelenggarakan workshop produktivitas sapi potong dan sapi perah untuk meningkatkan penggunaan pakan berkualitas dan suplemen pakan yang tepat. “Kadar nutrisi dan kualitas dari pakan sangat penting, di dalam ternak diuji terlebih dahulu sebelum diberikan pada ternak, hingga dapat berproduksi pakan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan secara optimal baik untuk produksi daging ataupun susu,' kata Syamsidah. Ia menuturkan, kepala pusat penelitian, selama ini pengujian kualitas pakan dilakukan dengan menggunakan analisa standar laboratorium yang terkadang melalui prosedur yang rumit dan memerlukan waktu yang lama, serta memerlukan bahan kimia lain dalam analisanya. Hal in memungkinkan timbulnya pencemaran lingkungan sebagai akibat dari penggunaan bahan kimia selama proses pengukuran dan pengujian. "Inilah yang perlu dievaluasi, saya menjelaskan diperlukan metode lain untuk pengujian kualitas dan kadar nutrisi dari pakan sapi, selain metode analisa kimia di laboratorium. Teknologi Near-infrared Spectroscopy (NIRS) adalah salah satu metode baru yang berpotensi untuk menggantikan metode analisa kimia dalam penentuan kadar nutrisi pakan ternak,'' ucapnya. Peneliti Pusat Bioteknologi Lipi, Ari Sulistyo Wulandari menjelaskan, metode teknologi NIRS ini memiliki banyak keunggulan, antara lain cepat, efektif dan efisien, ramah lingkungan karena tidak melibatkan penggunaan bahan kimia dalam aplikasinya, serta tidak merusak bahan. Metode NIRS memperhatikan keseimbangan mikroorganisme dalam rumen dan kesehatan ternak setelah pakan ternak yang berkualitas didapatkan. “Keseímbangan mikroorganisme dalam rumen dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Adanya informasi ekologi rumen sampai pada tingkat keragaman mikroorganisme pada saluran rumen sangat penting untuk dianalisa,'' kata Ari. Dalam hal ini, lanjut Ari, penerapan metode metagenom 16S DNA dapat memberikan pemahaman yang luas terhadap interaksi mikroorganisme dengan ekologi rumen diamati secara molekuler. Informasi interaksi mikroba rumen tersebut dalam ekologi rumen selanjutnya dapat memberikan jawaban terhadap peningkatan produktivitas sapi potong. "Peningkatan produktivitas sapi potong maupun sapi perah saat ini memang menjadi tuntutan utama. Sebab berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, ingga tahun 2018 Indonesia baru dapat memenuhi kebutuhan daging sapi sebesar 70 persen dan sisanya masih impor. Sementara itu, kebutuhan susu nasional tercatat berkisar 4,5 juta ton,”pungkasnya. (mul/a/els)

Tags

Terkini