METROPOLITAN - Dalam upacara HUT ke-73 Republik Indonesia (RI) kemarin, Bupati Bogor, Nurhayanti, menjabarkan pencapaian di hadapan ratusan tamu undangan. Ini bakal menjadi momen terakhir Nurhayanti sebagai bupati Bogor. DALAM sambutannya, Nurhayanti mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus berupaya memberikan yang terbaik bagi Kabupaten Bogor. Salah satunya ditandai dengan raihan tiga kali predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) secara berturut-turut, dari 2015, 2016 dan 2017. ”Hal ini juga diimbangi dengan telah diterimanya penghargaan dan prestasi Kabupaten Bogor dalam berprovinsi, nasional maupun inbagai bidang, baik di tingkat ternasional,” kata Nurhayanti. Tercatat, pada 2014 pemkab meraih 72 prestasi dan terus meningkat di tahun berikutnya 89 prestasi. Lalu pada 2016 ada 99 prestasi yang diterima dan 2017 ada 89 prestasi, Sampai di semester pertama 2018, pemkab juga sudah meraih 15 prestasi. Diraihnya berbagai prestasi tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari kebersamaan, kerja keras dan peran aktif seluruh stakeholder dan komponen pembangunan daerah Kabupaten Bogor. ”Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku kepentingan serta berbagai elemen masyarakat atas kerjasama yang sangat baik,” ujarnya. Bupati berharap kerja keras juga masih dibutuhkan untuk merealisasikan capaian kinerja berdasarkan penciri termaju yang menandai keberhasilan kita dalam mencapai target visi, misi dan tujuan pembangunan daerah. Untuk itu, ia mengajak terus bekerja keras untuk mewujudkan seluruh cita-cita pembangunan daerah. ”Berikan yang terbaik dari diri kita demi mencapai hasil terbaik dalam bidang yang kita tekuni masing-masing, sehingga kita mampu mengisi kemerdekaan bangsa dengan kinerja dan prestasi terbaik,” tandasnya. Menanggapi hal itu, mantan anggota DPRD Kabupaten Bogor Lulu Azhari Lucky mengatakan, apa yang disampaikan bupati Nurhayanti lebih ke retorika saja. Sebab pencapaian kinerja dengan realistis kondisi di masyarakat saat ini sungguh bertolak belakang. “Secara administrasi boleh bangga mendapatkan predikat WTP. ”Tapi disisi lain masyarakat yang nangis karena banyak program yang tidak dapat direalisasikan karena anggaran tidak terpakai. Lihat kondisi jalan di Parungpanjang, Rumpin, Gunungsindur,” ujarnya. (mul/b/els)