metro-bogor

Honor Minim, Bakon tak Kunjung Menikah

Sabtu, 22 September 2018 | 08:21 WIB

METROPOLITAN – Nahas dialami Bakon Askolani (26), salah satu guru honor di Kabupaten Bogor. Ia terpaksa harus menelan pil pahit ka­rena gagal menikah dengan pujaan hatinya. Dengan pen­ghasilan Rp500.000, ia harus menyisihkan penghasilannya demi meminang sang kekasih. Namun sayang, setelah ber­tahun-tahun menabung, uang yang dimilikinya tak juga cu­kup. “Saya sudah menabung bertahun-tahun, tapi uangnya nggak cukup terus. Apalagi sekarang kan harga kebutuhan pokok makin mahal,” ujarnya. Dengan nasib yang dialami Bakon, pemuda asal Kecama­tan Rumpin itu bergabung dengan ratusan guru honor se-Kabupaten Bogor melaku­kan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kabupaten Bogor. Dalam aksinya itu, ia membawa spanduk bertuliskan “Gaji Guru Honorer Tak Cukup Buat Nikah, PGH Rumpin” yang menjadi perbincangan masyarakat. ­ Ia juga mengaku tulisannya itu merupakan pengalaman pribadinya bersama sejumlah guru honorer lainnya. Sebab, honor yang diterimanya sang­at minim dan tak sebanding dengan tanggung jawab yang diembannya. “Saya kasihan sama pasangan saya, sudah bertahun-tahun janji akan me­nikahinya tapi gagal karena gaji saya sedikit,” terangnya. Dengan aksi yang digelarnya, Bakon berharap tuntutannya itu dapat dipenuhi pemerintah. “Kalau tuntutan kita dipenuhi, saya bakal langsung melamar pacar saya,” ungkapnya. Lalu, guru honorer asal Rum­pin, Kabupaten Bogor, Euis Mita, mengaku telah mengabdikan dirinya masih gadis. Kini penghasilannya hanya Rp700.000 per bulan. ”Saya baru dua tahun ini naik gaji, sebelumnya cuma Rp500.000 per bulan. ” ujar guru honorer di SDN Dewi Sartika Kota Bo­gor itu. Wanita lulusan S1 ini pun berharap pemerintah bisa mem­perhatikan kesejahteraan guru honorer. Sebab, ia membutu­hkan penghasilan yang layak demi memenuhi kebutuhan hidupnya. “Saya minta pemerin­tah menunda sementara pe­nerimaan CPNS dari jalur umum. Saya bingung, saya lihat pemerintah tidak adil mem­buka tes CPNS umum. Sedang­kan kita yang sudah mengabdi bertahun-tahun dan belasan tahun tidak dianggap,” papar­nya. Euis mengatakan, di Kota Bohor sendiri kuota yang di­berikan pemerintah kota untuk guru honorer hanya 18. ”Iya dari jumlah 400 lebih guru ho­norer kategori 2, pemerntah hanya memberikan kuota 18 untuk PNS, sedangkan umum diberikan kuota 135,” ungkap­nya. (mul/ryn/c/mam/py)

Tags

Terkini