METROPOLITAN – Dari lima perlintasan kereta api di Kota Bogor, baru satu perlintasan yang sudah dibangun flyover oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yakni Jalan RE Martadinata. Sedangkan empat perlintasan kereta api di Kelurahan Sukaresmi, Kedungbadak, Kebonpedes dan Pasar Anyar masih menyisakan PR tersendiri bagi pemerintah kota di bawah komando Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Seperti yang terjadi di perlintasan KA Kebonpedes, Kelurahan Kebonpedes, Kecamatan Tanahsareal (Tansa), setiap pagi dan sore hari selalu macet parah akibat penumpukan kendaraan. Selain itu, pengendara yang melintas juga harus berhati-hati karena jalan di sekitar rel rusak.
Camat Tanahsareal, Asep Kartiwa, mengatakan, semua perlintasan itu berada di wilayahnya. Kebutuhan akan adanya fly over di perlintasan KA sangat penting. Mengingat jalur tersebut sering macet pada pagi dan sore hari. “Kami sudah mengusulkan ke Pemkot Bogor agar perlintasan Kebonpendes ada solusinya,” katanya.
Asep menjelaskan, aspirasi masyarakat sudah dituangkan dalam Musrenbang 2017 dan diusulkan ke Pemkot Bogor, tinggal menunggu kajian SKPD terkait. Setelah diusulkan, dinas terkait akan mengkaji apakah perlintasan tersebut dibangun underpass atau flyover. “Anggarannya memang cukup besar, tinggal kembali lagi pada kebijakan pemkot,” katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Bogor, Ahmad Aswandi alias Qwonk, menuturkan, dari lima perlintasan, baru satu yang sudah direalisasikan pemkot yakni pembangunan fly over di Jalan Martadinata. Masih ada empat perlintasan lainnya di Tanahsareal yang bisa diusulkan ke Pemkot Bogor. Sebab, pembangunan tersebut dibutuhkan anggaran yang cukup besar. Namun, pemkot bisa berkolaborasi dengan pusat atau provinsi.
“Tinggal diusulkan ke Pemkot Bogor, nanti untuk anggaran semua itu bisa berkolaborasi dengan pemerintah pusat maupun provinsi. Semua ini merupakan PR bagi kepemimpinan Kang Bima untuk bisa diselesaikan,” pungkasnya. (ads/b/ yok/py)