metro-bogor

Proyek Gedung Setda Molor

Rabu, 19 Desember 2018 | 08:38 WIB

METROPOLITAN - Jelang akhir tahun sekaligus detik-detik terakhir kepemimpinan Bupati Bogor Nurhayanti, berbagai proyek strategis di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum juga menunjukkan tanda selesai tepat waktu.

Di antaranya proyek pembangunan rehabilitasi tahap kedua gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bogor yang menelan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018 sebesar Rp26,8 miliar yang kontraknya berakhir pada 26 Desember. Namun proyek tersebut terancam gagal tepat waktu, meskipun penyelesaian proyek diklaim sudah mencapai 80 persen.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Bidang Jasa Konstruksi pada Kamar Dagang (Kadin) Kabupaten Bogor, Ali Hakim, menilai ada tiga hal yang membuat molornya proyek pembangunan tersebut. Di antaranya perencanaan yang tidak matang, pengawasan yang kurang melekat dan kendala permodalan pada kontraktor. ”Soal perencanaan yang tidak matang tentu ada di ranah dinas atau pengguna anggarannya lah. Kan itu dibuat pihak ketiga,” tuturnya.

Seharusnya, sambung dia, ada skema perencanaan yang lebih matang dan antisipatif, sehingga potensi lewat dari akhir masa kontrak proyek bisa dihindari. Selain pada perencanaan, nyatanya saat pengawasan ketika proyek jalan juga kurang melekat.

”Maksudnya, kan kontraktor punya time schedule, jadwal kerja menyesuaikan dengan kontrak. Tentunya itu harus berjalan efisien dan efektif. Kalau nggak nyambung, ya bisa jadi penyebab masalah sehingga lewat waktu alias molor,” kata Ali.

Secara tidak langsung, dia berkesimpulan bahwa dalam proyek yang disinyalir bakal lewat waktu akhir kontrak alias molor, karena dinas atau pengguna anggaran yang kurang matang dalam perencanaan serta kurangnya penyesuaian dengan time schedule-nya penyedia jasa. ”Ya begitu lah,” ujarnya.

Terpisah, Kepada Bagian (Kabag) Umum pada Setda Kabupaten Bogor, Makmur Rozak, mengklaim capaian proyek sudah mencapai 80 persen. Meski begitu, ia mengakui butuh kerja ekstra keras untuk bisa merampungkan rehabilitasi yang tengah digarap PT Pangkho Mega itu.

Makmur juga menjelaskan, kontraktor sebagai penyedia jasa bersedia untuk menambah durasi pekerjaan demi bisa mengejar target rampung tepat waktu. ”Sekarang itu jadi yang kerja ada lembur tiga sif. Jadi siang malam juga terus kebut. Ya terus kami upayakan maksimal,” paparnya.

Dia beralasan permasalahan cuaca di akhir tahun jadi salah satu kendala dalam proses rehabilitasi gedung Setda tersebut. ”Intinya kalau kendala soal cuaca saja. Nah selanjutnya kita lihat sampai kontrak selesai itu bagaimana,” tukasnya. (ryn/d/yok/py)

Tags

Terkini