METROPOLITAN - Renovasi gedung Sekretariat Daerah (Setda) tahap dua hingga kini masih dalam proses. Padahal sesuai kontrak, proyek Rp26,8 miliar itu seharusnya rampung per 26 Desember. Hal itu pun memicu reaksi berbagai pihak, tak terkecuali Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan.
Menurut Iwan, penyelesaian renovasi tahap kedua gedung Setda sangat ditunggu dan harus segera dirampungkan. Sebab, banyak posisi strategis berkantor di gedung ini, sehingga molornya penyelesaian proyek bisa memengaruhi kinerja pegawai. “Tidak boleh ditunda. Ke depan jangan begini lagi deh,” ujarnya. Politisi Gerindra itu menambahkan, proyek tersebut harus segera dirampungkan karena adanya aturan, mulai dari waktu, adanya perpanjangan, termasuk punishment. Dengan tegas dia ingin proyek tersebut segera diselesaikan bulan ini. “Kalau nggak, ya blacklist saja,” katanya. Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Jasa Konstruksi pada Kamar Dagang (Kadin) Kabupaten Bogor, Ali Hakim, menilai ada tiga hal yang membuat molornya proyek pembangunan tersebut. Di antaranya perencanaan tidak matang, pengawasan kurang melekat dan kendala permodalan pada kontraktor. “Soal perencanaan yang tidak matang tentu ada di ranah dinas atau pengguna anggarannya lah. Kan itu dibuat pihak ketiga,” tuturnya. Ia menambahkan, seharusnya ada skema perencanaan yang lebih matang dan antisipatif, sehingga potensi lewat dari akhir masa kontrak proyek bisa dihindari. Selain perencanaan, nyatanya saat pengawasan ketika proyek jalan juga kurang melekat. “Maksudnya, kan kontraktor punya time schedule, jadwal kerja menyesuaikan dengan kontrak. Tentu itu harus berjalan efisien dan efektif. Kalau nggak nyambung, ya bisa jadi penyebab masalah sehingga lewat waktu alias molor,” katanya. Secara tidak langsung, dia berkesimpulan dalam proyek yang ditengarai bakal lewat waktu akhir kontrak alias molor, karena dinas atau pengguna anggaran yang kurang matang dalam perencanaan serta kurangnya penyesuaian dengan time schedule-nya penyedia jasa. ”Ya begitu lah,” paparnya. Sebelumnya, Kabag Umum pada Setda Kabupaten Bogor, Makmur Rozak, pernah mengklaim capaian proyek sudah lebih dari 80 persen. Meski begitu, ia mengakui butuh kerja ekstra keras untuk bisa merampungkan rehabilitasi yang tengah digarap PT Pangkho Mega itu. Makmur menjelaskan, kontraktor sebagai penyedia jasa bersedia menambah durasi pekerjaan demi bisa mengejar target rampung tepat waktu. ”Sekarang itu jadi yang kerja ada lembur tiga sif. Jadi siang malam juga terus kebut. Ya terus kami upayakan maksimal,” paparnya. Dia beralasan permasalahan cuaca akhir tahun jadi salah satu kendala dalam proses rehabilitasi gedung Setda tersebut. ”Intinya kalau kendala soal cuaca. Nah selanjutnya kita lihat sampai selesai itu bagaimana,” tukasnya. (ryn/c/mam/py)