metro-bogor

Bogor Kota Toleran

Rabu, 13 Februari 2019 | 08:02 WIB

METROPOLITAN – Adanya penelitian dari salah satu lembaga yang menyebut Kota Bogor sebagai kota intoleran, rupanya hal tersebut terpatahkan oleh mayoritas organisasi islam di kota hujan. Terbukti, keberagaman antar umat beragama di Kota Bogor begitu kental hingga kini. Tak hanya itu, banyak bangunan ibadah seperti, masjid, gereja, klenteng, vihara di Kota Bogor yang aman saat jemaah beribadah. Bahkan, Presiden RI Joko Widodo pun betah menghabiskan setiap akhir pekannya di Istana Bogor.

“Sejak dulu sampai sekarang toleransi umat beragama di Kota Bogor sangat tinggi. Jika ada orang yang bilang Bogor adalah kota intoleran, itu salah besar,” kata Anggota Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Kota Bogor, Rusli Saimun. Dirinya pun menggaris bawahi jika penelitian dari Setara Institute yang menyebutkan Kota Bogor intoleran, itu penelitian yang salah. Buktinya, toleransi masyarakat Kota Bogor masih sangat tinggi. Bahkan saat perayaan agama lain, seluruh umat saling menjaga dan tidak pernah mengganggu. “Bukan cuma Imlek, Natal pun disini itu selalu dijaga,” katanya. Ia menuding, jika ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa Bogor adalah kota intoleran, itu merupakan orang-orang yang tidak suka Kota Bogor yang nyaman, adem dan penuh kerukunan. Hal senada dikatakan Koordinator Keluarga Muslim Bogor (KMB), Nurul Azizah. Dirinya cukup kagum dengan kerukunan antarumat beragama di Kota Bogor. Menurutnya, toleransi itu memberikan ruang gerak kebebasan bagi siapapun. Artinya, tidak ada hambatan atau halangan bagi setiap orang untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya masing- masing. “Misalnya dalam perayaan idul fitri, natal, nyepi atau perayaan keagamaan lainnya. Mereka bebas merayakan hari besarnya tanpa ada halangan seperti teror,” bebernya. Toleransi akan muncul ketika setiap warga saling menghargai ide, gagasan, peribadatan masing-masing insan. “Ulama terdahulu sudah mencontohkan bagiman kita sebagai muslim menerima dan merespons perbedaan,”ungkapnya. Terpisah, Ketua GP ANSOR Kota Bogor, Rachmat Imron Hidayat menambahkan, saat Kota Bogor dibilang kota intoleran, persepsi ini merupakan pendapat yang salah alamat. Apalagi, Kota Bogor dari dahulu masyarakatnya sudah beragam. “Saya merasa aneh kalau ada kelompok atau lembaga yang mengatakan Kota Bogor sebagai kota intoleran. Kalaupun ada kelompok intoleran, saya pastikan mereka kelompok kecil, tapi mereka pintar memainkan opini saja di media sosial,” tegasnya. Ia memastikan bahwa Kota Bogor adalah miniatur Indonesia, ada pelbagai macam suku, agama dan golongan yang hidup berdamping­an sejak turun menurun. “Saya berharap ke depan program Pemerintah Kota Bogor terus mengkampanyekan nilai-nilai keberagaman yang sudah terjalin disini,” tukasnya. (ads/c/yok)

Tags

Terkini