metro-bogor

Rp5,5 M buat Sempur dan Pulogeulis

Rabu, 13 Maret 2019 | 07:38 WIB

METROPOLITAN – Penataan kawasan Sempur dan Pulogeulis yang akan dikerjakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dinilai se­bagai salah satu langkah menekan angka pemukiman kumuh di Kota Hujan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya,kawasan itu secara garis besar memiliki tiga tujuan. Di antamengatakan, penataan kedua ranya meningkatkan kualitas hidup warga, antisipasi terjadi­nya bencana hingga mencip­takan kawasan wisata yang terintegrasi. “Semua ini bukan soal mempercantik Kota Bogor semata, tapi demi masyarakat Kota Bogor,” katanya.­ Dalam pelaksanaannya, proyek yang meliputi Pulogeu­lis, Sempur, Lebakpilar hingga sejumlah kawasan yang dilin­tasi Sungai Ciliwung merupa­kan program jangka panjang pemkot dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun. “Pemkot Bo­gor nantinya akan membangun sejumlah MCK, septic tank, pengelolaan sampah hingga fasilitas umum lainnya di ka­wasan itu. Makanya semua perlu kita matangkan dan ko­ordinasikan dulu,” bebernya. Meski merupakan program jangka panjang, Bima Arya menargetkan lima tahun per­tama pembangunan tersebut harus terlihat perkembangan­nya. Ia akan memantau langs­ung proyek yang menghabis­kan dana Rp5,5 miliar itu. “Pengerjaannya kita bagi bertahap. Tahap pertama memakan anggaran Rp5,5 miliar dari pusat. Sedangkan tahap selanjutnya satu juta dolar,” paparnya. Sementara itu, Sekretaris Di­nas Perumahan dan Permuki­man (Disperumkim) Kota Bo­gor, Lorina Darmastuti, men­jelaskan, selain mengentaskan kawasan kumuh, revitalisasi ini bertujuan untuk mendong­krak kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator kawasan kumuh adalah dengan mem­buang kotoran atau limbah rumah tangga ke aliran sungai. Maka dari itu, program ini akan bersinergi dengan naturalisasi Sungai Ciliwung. “Kita juga akan memperbai­ki sejumlah fasilitas kampung, seperti drainase, jalan kampung hingga fasilitas penunjang lain untuk masyarakat,” jelasnya. Pemilihan kawasan Sempur dan Pulogeulis sendiri tak lepas dari lokasinya yang strategis. Berada di pusat kota, dekat dengan Kebun Raya Bogor, melintasi Istana Kepresidenan, adalah sejumlah alasan dipi­lihnya kedua lokasi. “Ini semua demi mewujudkan langkah kami dalam menata pusat kota agar memiliki kua­litas sungai yang bagus, adanya pengelolaan air limbah, sampah hingga sejumlah program pen­dukung lainnya,” tutupnya. (ogi/c/yok/py)

Tags

Terkini