METROPOLITAN – Besarnya animo wisatawan saat pelaksanaan budaya Adu Kuluwung di wilayah Bogor Timur seperti Jonggol, Cariu, Tanjungsari dan Sukamakmur, membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal memasukkan acara tersebut dalam agenda wisata Kabupaten Bogor.
“Saya mendengar budaya Adu Kuluwung khas Bogor Timur ini digemari wisatawan. Acara ini akan kami masukkan dalam agenda wisata Kabupaten Bogor,” ujar Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Rahmad Sujana, kemarin.
Alumni Universitas Padjadjaran ini menerangkan, untuk memasukkan budaya Adu Kuluwung tersebut dalam agenda wisata, jajarannya akan mengundang kepala desa, camat di Bogor Timur dan kepolisian. “Budaya Adu Kuluwung itu harus aman dan lebih menarik lagi, misalnya dipadukan dengan kesenian khas Bogor. Untuk tahap awal kami akan adakan Festival Adu Kuluwung yang akan diikuti beberapa daerah lainnya di tingkat Provinsi Jawa Barat,” terangnya.
Untuk memaksimalkan potensi pariwisata ini, ia bakal menggandeng belasan hingga puluhan desa wisata di Kecamatan Jonggol, Cariu, Tanjungsari dan Sukamakmur. “Ke depan Festival Adu Kuluwung ini akan kami gelar di desa wisata. Kami ingin wisatawan tak hanya pergi pagi pulang sore, tapi juga menginap di guest house desa wisata setempat,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Sukamakmur, Zaenal Ashari, mengaku senang dengan rencana disbudpar yang akan memasukkan budaya Adu Kuluwung dalam agenda wisata Kabupaten Bogor. Ia menyatakan festival yang sebelumnya dilakukan antarwarga Desa Sukamakmur dengan warga Desa Sukamulya itu berhasil menyedot wisatawan berkunjung ke Bogor. “Ribuan wisatawan berkunjung ke Sukamakmur, Kabupaten Bogor, saat Adu Kuluwung (akhir pekan lalu, red). Jadi sudah sewajarnya pemerintah daerah mendukung acara ini dan memasukkannya dalam agenda wisata Kabupaten Bogor,” katanya.
Peraih penghargaan Camat Terbaik se-Kabupaten Bogor 2019 itu melanjutkan, budaya atau Festival Adu Kuluwung bisa menjadi titik balik kejayaan permainan tradisional.
“Di saat seperti sekarang, ternyata masyarakat atau wisatawan malah merindukan permainan tradisional seperti Adu Kuluwung. Dalam budaya kami, Adu Kuluwung bukan hanya adu kekuatan, tapi juga ajang silaturahmi karena acara ini dilakukan usai Hari Raya Idul Fitri. Semoga ini menjadi awal titik balik kejayaan permainan tradisional,” lanjutnya.(ik/yok/py)