METROPOLITAN - Fenomena kekeringan rupanya mulai menghantui banyak wilayah di Indonesia, termasuk Kota Bogor yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor bahkan menerjunkan mobil tangki untuk menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, akhir pekan lalu.
Tak kurang dari 25 kepala keluarga di dua titik RW 13, Kelurahan Kedunghalang, mengalami kekeringan pada sumur mereka, sehingga kesulitan air dan mesti mengambil langsung ke Sungai Ciliwung.
”Sebetulnya itu perbatasan. Secara umum kota masih belum ada. Itu yang laporan juga orang kita, tapi di perbatasan sekali,” terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Juniarti Estiningsih. Berkaca pada pengalaman tahun lalu, ada beberapa wilayah yang rawan kesulitan air bersih dan kekeringan. Yakni perbatasan di wilayah Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan. ”Laporan itu warga yang masih mengandalkan air sumur setiap harinya untuk air bersih. Tahun 2018 di Bojongkerta. Kalau wilayah pusat kota mah susah teraliri PDAM, jadi cukup aman,” terangnya.
Meskipun dihantui rawan kekeringan dan kesulitan air bersih, nyatanya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui BPBD hanya punya satu armada tangki air bersih dengan kapasitasi 5000 liter. Dengan luas wilayah 118,5 kilometer dan diisi 1,03 juta jiwa penduduk, bisa jadi belum mengkaver sampai wilayah perbatasan.
”Makanya kita koordinasi dengan PDAM dan Damkar untuk suplai hidrant, antisipasi kebakaran juga. Saat ini di kami yang stand by hanya 1 tangki air bersih dengan kapasistas lima ribu liter,” terang mantan Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor.
Terpisah, Kepala Pengawas Bendung Katulampa Andi Sudirman menuturkan, kondisi Sungai Ciliwung kurang lebih masih sama dengan pertengan bulan lalu. Dimana ketinggian air semakin surut dan masih dititik nol. Aliran air masuk ke saluran irigasi 35 sentimeter atau setara 2,8 meterkubik per detik. ”Awal Juni terus surut. Mulai kering sejak pertengahan Juni. Kalau belum hujan, ya bisa begini terus,” ujar Bah Andi.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan, Deni Surya Senjaya mengaku, telah mempersiapkan berbagai langkah. Pertama wilauan di luar jangkauan, ada program Terminal Air dan Hidrant Umum (TAHU), yakni suplai tangki air permanen dengan mobil. Kedua, menyegerakan pemasangan jaringan baru.
”Kondisi air kita masih normal, baik Ciliwung atau Cisadane. Sekarang ada enam TAHU masing-masing 6000 meter kubik, bisa dikirim gratis,” papar Deni.
Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Bogor itu menjelaskan, untuk daerah perbatasan yang belum terjangkau air bersih seringkali mengalami kekeringan. Seperti di Bogor Utara. ”Jarak jauh memang jadi kendala pemasangan,” tuntas Deni. (ryn/c/yok/py)