metro-bogor

Buka Tutup Jalur, Macet ke Jalan Kampung

Senin, 15 Juli 2019 | 14:22 WIB

Ambruknya balok penyangga coran proyek Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi IIIA tepat di depan Perumahan Tamansari Persada Rabu (10/7) lalu, tak hanya membuat mandeknya proyek Rp1,16 triliun tersebut. Sejak hari itu, kondisi lalu lintas jalan utama semakin krodit sehingga merembet ke jalanan perkampungan akibat adanya skema buka tutup jalur.

SUDAH lima hari ini, pengen­dara harus menghadapi ke­macetan di Jalan Raya Sholeh Iskandar dari Kayumanis menuju Yasmin dan sebaliknya. Sejak kasus ambruknya balok penyangga proyek Tol BORR, mau nggak mau pengendara dipaksa bersabar menanti buka tutup jalur yang semen­tara dialihkan.

Sampai-sampai warga ter­paksa mencari jalan tikus lewat sejumlah jalur perkam­pungan. Rupanya pilihan ini tidak mulus lantaran kema­cetan pun tak terelakkan. Seperti di ruas jalan alterna­tif Cilebut, Bukit Cimanggu, jalan kampung Kukupu, Jalan Pabuaran dan Gang Randu di Kampung Serempet.

Warga Kukupu, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah­sareal, Rizkaart (29), mengelu­hkan lambannya proses eva­kuasi pascakejadian. Rekayasa lalu lintas dengan buka tutup di lokasi tersebut berdampak pada kepadatan di jalan ling­kungan tempat ia tinggal. Pa­dahal, lebar jalan hanya sekitar dua meter. “Tadinya sepi, ini jadi ramai, apalagi jalan di sini kan kecil. Jadi, kalau ada mobil berpapasan di kedua arah, stak lah dan bikin macet. Belum lagi banyak warga yang jalan kaki, krodit lah,” keluhnya ke­pada awak media.

Hal tersebut berpengaruh pada aktivitas warga dan kon­disi lalu lintas di pemukiman. Meskipun sejak krodit terjadi aktivitas anak-anak sekolah belum terjadi. “Tapi berhubung besok (hari ini, red) anak-anak sudah masuk sekolah mungkin jalan alternatif ini bakal makin ramai,” ujarnya.

Serupa terjadi di Jalan Pa­buaran Cimanggis, Tanahsa­real. Jalur yang biasanya sepi jadi menumpuk oleh ken­daraan roda empat yang men­ghindari jalur utama di Jalan Sholeh Iskandar. “Sudah berhari-hari begini terus kon­disinya, macet,” sesal Sarwan, warga Pabuaran.

Skema buka-tutup jalur ter­paksa dilakukan lantaran hingga akhir pekan lalu, proses pembongkaran coran salah satu penyangga jalan yang am­bruk itu belum juga rampung. Selain itu, investigasi dari Ke­menterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Ke­menPUPR) belum juga selesai. “(Hasil investigasi belum tun­tas, dilanjutkan rapat final be­sok (hari ini, red) jam dua siang di kementerian (PUPR) lagi,” terang Direktur Utama (Dirut) PT Marga Sarana Jabar (MSJ), Hendro Atmodjo.

Sehingga sejak Rabu (10/7), skema buka tutup jalan harus dilakukan untuk mengatur lalu lintas berbarengan dengan pembongkaran Pier 109 itu. “Mudah-mudahan malam ini bisa dibuka dua jalur dengan melewati halaman Resto Ayam Eco Raos untuk ken­daraan kecil dulu. Jadi, nggak buka tutup lagi,” ujar pria gempal itu.

Hendro mengakui semua pekerjaan megaproyek jalan sepanjang 2,86 kilometer dari Simpang Yasmin-Semplak itu mesti dihentikan semen­tara lantaran menunggu hasil investigasi. Namun, proses pembongkaran dan perapian balok coran P109 tetap diker­jakan. “Selain itu tetap disetop,” imbuhnya.

Lalu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, meminta masyarakat, terlebih warga Kecamatan Tanahsareal dan sekitarnya, lebih bersabar karena proses evakuasi terus dilakukan pengelola dan peny­edia jasa. Meskipun kemace­tan kini sudah mengular ke jalanan perkampungan dan pemukiman.

“Sabar dulu atuh. Kami su­dah minta PT MSJ dan kon­traktornya mempercepat pemulihan jalan terdampak. Jalan lingkungan kan kurang memadai kalau mau rekaya­sa lalin. Penempatan personel juga sudah optimal, besok (hari ini, red) pagi kita eva­luasi,” ungkap Dedie.

Sementara itu, Kasat Lalu Lintas (Kasat Lantas) Pol­resta Bogor, Kompol Bramastyo Priadji, mengaku belum me­lihat langsung krodit lalu lin­tas di jalan perkampungan sekitar Jalan Sholeh Iskandar pascatumbangnya balok co­ran Jalan BORR. “Malam ini kita survei itu,” jelasnya.

Sejak dibuka kembali jalur Rabu (10/7), pihaknya terpak­sa menerapkan skema buka tutup untuk menyesuaikan dengan pembongkaran sisa ambrukan hingga akhir pekan lalu. Sebanyak 20 personel bertugas bergantian untuk mengatur lalu lintas. “Buka tutup 10 menit sekali, yang turun delapan dari Lantas Pol­sek Tanahraseal, enam perso­nel dari Satlantas Polresta, enam dari Dishub Kota Bogor. Kalau jalan lingkungan memang nggak ada yang jaga. Kita se­gera survei ke titik-titik itu,” tutur Bram, sapaan karibnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PK Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Tanahsareal, Rudi Zaenudin, menekankan kepada Pemkot Bogor untuk mendesak PT MSJ dan PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai kon­traktor segera merampungkan proses pekerjaan. “Jangan diam saja menunggu investi­gasi. Sinergi muspida lah, instruksikan dishub atau po­lisi, lihat jalan-jalan perkam­pungan yang krodit karena kendaraan jadi lewat situ. Imbasnya, perekonomian warga terganggu,” tuntasnya. (ryn/c/feb/py)

Tags

Terkini