Ambruknya balok penyangga coran proyek Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi IIIA tepat di depan Perumahan Tamansari Persada Rabu (10/7) lalu, tak hanya membuat mandeknya proyek Rp1,16 triliun tersebut. Sejak hari itu, kondisi lalu lintas jalan utama semakin krodit sehingga merembet ke jalanan perkampungan akibat adanya skema buka tutup jalur.
SUDAH lima hari ini, pengendara harus menghadapi kemacetan di Jalan Raya Sholeh Iskandar dari Kayumanis menuju Yasmin dan sebaliknya. Sejak kasus ambruknya balok penyangga proyek Tol BORR, mau nggak mau pengendara dipaksa bersabar menanti buka tutup jalur yang sementara dialihkan.
Sampai-sampai warga terpaksa mencari jalan tikus lewat sejumlah jalur perkampungan. Rupanya pilihan ini tidak mulus lantaran kemacetan pun tak terelakkan. Seperti di ruas jalan alternatif Cilebut, Bukit Cimanggu, jalan kampung Kukupu, Jalan Pabuaran dan Gang Randu di Kampung Serempet.
Warga Kukupu, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanahsareal, Rizkaart (29), mengeluhkan lambannya proses evakuasi pascakejadian. Rekayasa lalu lintas dengan buka tutup di lokasi tersebut berdampak pada kepadatan di jalan lingkungan tempat ia tinggal. Padahal, lebar jalan hanya sekitar dua meter. “Tadinya sepi, ini jadi ramai, apalagi jalan di sini kan kecil. Jadi, kalau ada mobil berpapasan di kedua arah, stak lah dan bikin macet. Belum lagi banyak warga yang jalan kaki, krodit lah,” keluhnya kepada awak media.
Hal tersebut berpengaruh pada aktivitas warga dan kondisi lalu lintas di pemukiman. Meskipun sejak krodit terjadi aktivitas anak-anak sekolah belum terjadi. “Tapi berhubung besok (hari ini, red) anak-anak sudah masuk sekolah mungkin jalan alternatif ini bakal makin ramai,” ujarnya.
Serupa terjadi di Jalan Pabuaran Cimanggis, Tanahsareal. Jalur yang biasanya sepi jadi menumpuk oleh kendaraan roda empat yang menghindari jalur utama di Jalan Sholeh Iskandar. “Sudah berhari-hari begini terus kondisinya, macet,” sesal Sarwan, warga Pabuaran.
Skema buka-tutup jalur terpaksa dilakukan lantaran hingga akhir pekan lalu, proses pembongkaran coran salah satu penyangga jalan yang ambruk itu belum juga rampung. Selain itu, investigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) belum juga selesai. “(Hasil investigasi belum tuntas, dilanjutkan rapat final besok (hari ini, red) jam dua siang di kementerian (PUPR) lagi,” terang Direktur Utama (Dirut) PT Marga Sarana Jabar (MSJ), Hendro Atmodjo.
Sehingga sejak Rabu (10/7), skema buka tutup jalan harus dilakukan untuk mengatur lalu lintas berbarengan dengan pembongkaran Pier 109 itu. “Mudah-mudahan malam ini bisa dibuka dua jalur dengan melewati halaman Resto Ayam Eco Raos untuk kendaraan kecil dulu. Jadi, nggak buka tutup lagi,” ujar pria gempal itu.
Hendro mengakui semua pekerjaan megaproyek jalan sepanjang 2,86 kilometer dari Simpang Yasmin-Semplak itu mesti dihentikan sementara lantaran menunggu hasil investigasi. Namun, proses pembongkaran dan perapian balok coran P109 tetap dikerjakan. “Selain itu tetap disetop,” imbuhnya.
Lalu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, meminta masyarakat, terlebih warga Kecamatan Tanahsareal dan sekitarnya, lebih bersabar karena proses evakuasi terus dilakukan pengelola dan penyedia jasa. Meskipun kemacetan kini sudah mengular ke jalanan perkampungan dan pemukiman.
“Sabar dulu atuh. Kami sudah minta PT MSJ dan kontraktornya mempercepat pemulihan jalan terdampak. Jalan lingkungan kan kurang memadai kalau mau rekayasa lalin. Penempatan personel juga sudah optimal, besok (hari ini, red) pagi kita evaluasi,” ungkap Dedie.
Sementara itu, Kasat Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polresta Bogor, Kompol Bramastyo Priadji, mengaku belum melihat langsung krodit lalu lintas di jalan perkampungan sekitar Jalan Sholeh Iskandar pascatumbangnya balok coran Jalan BORR. “Malam ini kita survei itu,” jelasnya.
Sejak dibuka kembali jalur Rabu (10/7), pihaknya terpaksa menerapkan skema buka tutup untuk menyesuaikan dengan pembongkaran sisa ambrukan hingga akhir pekan lalu. Sebanyak 20 personel bertugas bergantian untuk mengatur lalu lintas. “Buka tutup 10 menit sekali, yang turun delapan dari Lantas Polsek Tanahraseal, enam personel dari Satlantas Polresta, enam dari Dishub Kota Bogor. Kalau jalan lingkungan memang nggak ada yang jaga. Kita segera survei ke titik-titik itu,” tutur Bram, sapaan karibnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PK Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Tanahsareal, Rudi Zaenudin, menekankan kepada Pemkot Bogor untuk mendesak PT MSJ dan PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai kontraktor segera merampungkan proses pekerjaan. “Jangan diam saja menunggu investigasi. Sinergi muspida lah, instruksikan dishub atau polisi, lihat jalan-jalan perkampungan yang krodit karena kendaraan jadi lewat situ. Imbasnya, perekonomian warga terganggu,” tuntasnya. (ryn/c/feb/py)