METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akhirnya menentukan sikap atas masuknya program Lintas Rel Terpadu (LRT) ke Kota Bogor. Megaproyek yang rencananya bakal masuk September itu membuat Pemkot Bogor merekomendasikan Terminal Baranangsiang sebagai lokasi pemberhentian untuk angkutan massal tersebut.
Pemilihan Terminal Baranangsiang merupakan buah dari proses kajian matang dari jajaran Pemkot Bogor. Jika melihat secara kasat mata, hanya Terminal Baranangsiang yang sudah benar-benar siap dan paling memungkinkan.“Kalau di tempat lain kita harus mulai dari nol,” terang Dedie saat ditemui wartawan koran ini usai meninjau lokasi, kemarin.
Selain penentuan titik rekomendasi pemberhentian LRT di Kota Bogor, ia beserta rombongan sempat turun ke lapangan melihat langsung sejumlah lokasi yang bakal dijadikan sebagai fasilitas pendukung lainnya. “Kami tadi melihat lokasi yang akan kami direkomendasikan sebagai Depo untuk LRT di Selaawi, Tanahbaru, Kecamatan Bogor Utara dan lokasi Park and Ride di Kelurahan Ciheuleut,” jelasnya.
Dedie memaparkan, masuknya LRT ke Kota Bogor tentu dibarengi pembangunan fasilitas lainnya. Lahan seluas 12 hektare dan 2 hektare milik pemerintah pusat itu sudah disiapkan untuk membangun semua fasilitas. “Lahan sudah disiapkan untuk pembangunan stasiun bayangan lengkap dengan fasilitas Park and Ride. Jadi, ini semua satu kesatuan menjadi satu paket dalam LRT ke Kota Bogor,” bebernya.
Meski begitu, orang nomor dua di Kota Hujan itu mengaku sebatas memberikan rekomendasi sekaligus fasilitator pemerintah pusat. “Kami hanya memberikan usulan. Terkait seperti apa nanti ke depannya, semua dikemba