METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, targetkan pendapatan daerah sebesar Rp2,19 triliun pada 2020 mendatang. Hal ini disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat rapat paripurna Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), beberapa waktu lalu.
Dari angka total pendapatan daerah yang ditetapkan, orang nomor satu di Kota Hujan itu juga menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1,01 triliun, dari jumlah keseluruhan pendapatan.
”Nah dari angka pendapatan daerah kita, 46,25 persennya berasal dari PAD kita,” kata Bima kepada awak media.
Ia memaparkan, sejumlah sumber pendapatan. Mulai dari mengoptimalkan pajak dan retribusi daerah, pemanfaatan barang milik daerah dalam bentuk sewa, Bangun Guna Serah (BGS), Kerjasama Pemanfaatan (KSP) dan kerjasama penyediaan infrastruktur (KSPI), sesuai dengan ketentuan peraturan mengenai barang milik daerah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendataan dan Pelayanan, pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor, Bambang Suhermawan, mengatakan, secara umum peningkatan PAD sangat tergantung dengan kondisi perekonomian.
”Kondisi perekonomian juga sangat mempengaruhi, jika kondisi bisnis sedang tinggi pasti PAD juga tinggi,” ujarnya.
Secara umum, Bambang akan mencoba memaksimalkan kembali sejumlah sektor PAD yang dinilai menjadi lumbung pendapatan Kota Bogor.
”Pajak dan retribusi akan kita maksimalkan kembali. Seperti peralihan hak atas tanah dan bangunan, pariwisata, restoran, perhotelan, pajak bumi dan bangunan, pokoknya akan kita maksimalkan,” tegasnya.
Ia juga optimis, pada tahun depan bisa melampaui PAD tahun sebelumnya. ”Kalau tahun kemarin target PAD kita Rp944 m, maka di tahun berikutnya kami optimis, PAD akan meningkat menjadi Rp1 triliun. Semoga target ini bisa tercapai,” tutupnya. (ogi/c/yok)