METROPOLITAN - Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Bogor masa khidmat 2019-2020 resmi dilantik Bendahara Umum Pengurus Besar PMII, M Faisal, di Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB), akhir pekan lalu.
Pelantikan tersebut dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya, pendiri PMII KH Nuril Huda, Pengurus Cabang PMII Jawa Barat dan sejumlah senior yang tergabung dalam Ikatan Alumni (Ika) PMII.
Sesuai dilantik, Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Kota Bogor, Muhammad Hamzah, berharap bisa mewujudkan PMII yang madani secara organisasi, unggul dalam kaderisasi dan berwawasan dalam disiplin ilmu pengetahuan. “Agenda terdekat kita melakukan kaderisasi yang masif, baik di kampus umum maupun swasta,” katanya.
Sementara itu, Majelis Pembina Cabang PMII Kota Bogor, Ahmad Aswandi, menginginkan PC PMII Kota Bogor yang baru dapat melahirkan kader-kader terbaik sebagai generasi penerus bangsa dan siap menghadapi tantangan perkembangan zaman. Dengan kader terbaik, PMII siap berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk membangun kota.
“Untuk membangun kota, Pemkot Bogor tidak bisa sendiri, seperti bahasa wali kota. Jadi, selain memproduksi kader, distribusinya juga harus jelas dan tentu dengan kualifikasi yang benar-benar mumpuni,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya, menekankan agar fokus pada dua hal, yakni kaderisasi internal dan kolaborasi eksternal. Kaderisasi internal yakni mempersiapkan kader yang siap menghadapi dan beradaptasi era milenial atau era 4.0. Secara eksternal, siap berkolaborasi dengan semua pihak, salah satunya pemkot.
Politisi PAN itu menambahkan, salah satu metode dalam melaksanakan kaderisasi adalah kolaborasi, tidak selalu dengan aksi. Aspek lain yang mendukung terbangunnya kolaborasi adalah komunikasi dan chemistry.
Bima menyebutkan, PMII memiliki sejarah yang dahsyat dan slogan lengkap, zikir, fikir dan amal saleh. Zikir sebagai dimensi spiritual, fikir sebagai dimensi intelektual dan amal saleh sebagai dimensi sosial. Dengan mempelajari sejarah, maka akan didapat cara untuk menghadapi masa depan. PMII juga harus selalu bergerak dalam ketiga dimensi tersebut, bukan sebatas parsial tapi harus tuntas.
“Bung Karno mengatakan jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Banyak organisasi yang gagal, bukan karena tidak siap menghadapi masa depan namun karena tidak paham akan sejarah. Gairah organisasi ada pada pemahaman akan sejarah,” tuntas Bima. (ryn/c/yok/py)