METROPOLITAN - Selama satu minggu para mahasiswa Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda terjun ke lapangan untuk belajar langsung meneliti dan memetakan masalah di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, akhir pekan lalu. Diantaranya mengenal kelompok peternak di daerah itu yang cukup terkenal.
Kegiatan ini disebut bermanfaat serta melatih para mahasiswa untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat luar. Salah satu Ketua Kelompok Ternak di Desa Tajurhalang, Ma’mur Komara mengungkapkan kehadiran mahasiswa Unida, yang aktif, terbuka dan kooperatif memberikan manfaat bagi pengetahuan para peternak. “Kami bisa memberikan sarana publikasi untuk kami yang nantinya diketahui masyarakat luas baik organisasi kelompok ataupun olahan hasil ternak,” katanya kepada awak media.
Desa Tajurhalang memiliki potensi desa, baik berupa sumber daya alam maupun sumber daya ternak yang harusnya mampu lebih dikembangkan oleh pemerintah desa dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Pemandangan alam yang eksotis serta pertanian yang subur, serta peternakan yang menjamur di masyarakat merupakan sumber pendapatan desa.
Namun sayang sejumlah fasilitas pendukung serta fasilitas penunjang masyarakat desa masih mengalami kendala. Sisi lain dana desa yang begitu besar belum mampu mengembangkan kapasitas masyarakat desa untuk dapat mengembangkan perekonomian masyarakat dan masih terkendala pada modal, akses pasar, serta teknologi yang inovatif.
Pemkab menetapkan Desa Tajurhalang sebagai bagian dari desa agrowisata Kabupaten Bogor, yang bisa menarik pengunjung dan berwisata ke desa tersebut. Anggota KKL Fisip Unida, Tiara menuturkan, ada temuan hasil lapangan yang menunjukkan bahwa kesiapan pembangunan desa masih rendah. Baik kapasitas masyarakat maupun infrastruktur yang belum terencana dengan baik. “Sebab itu, pemerintah hendaknya melibatkan masyarakat desa pemerintah setempat, pakar, serta pengusaha dalam membangun Desa Tajurhalang,” ungkapnya.
Selain itu, pengembangan masyarakat yang inovatif dan kreatif serta ramah lingkungan hendaknya menjadi dasar pembangunan dengan menekankan kepada kapasitas kelembagaan yang terkoordinasi satu dengan yang lainnya.
“Pemerintah desa hendaknya menganggarkan pembangunan desa tidak hanya dalam bentuk fisik namun juga perlu ditambah kepada peningkatan kualitas keterampilan peternak dan petani sehingga menghasilkan nilai tambah,” tutup Tiara. (ryn/c/yok)