METROPOLITAN - Megaproyek pembangunan gedung Perawatan Blok 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Bogor Barat senilai Rp89 miliar akhirnya dimulai kemarin, setelah proses pembongkaran bangunan lama yang dikerjakan sejak 17 Juni itu rampung. Sorotan tajam dipastikan mengarah pada pembangunan tersebut lantaran hanya punya waktu kurang dari lima bulan untuk menghabiskan nilai yang fantastis demi membangun gedung empat lantai dengan 264 kamar itu.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengaku tidak main-main dengan proyek Rp89 miliar yang dilakukan PT Trikencana Sakti Utama itu. Sebab dalam perjalanannya, potensi ‘tidak mulus’ bisa saja terjadi. Ia bakal mengawasi langsung proyek setiap hari agar bisa selesai tepat waktu dan tepat spesifikasi yang digunakan.
“Saya akan mengawasi langsung kegiatan ini supaya tepat waktu. Kedua, saya ingin memastikan, koordinasi manajemen RSUD Kota Bogor dengan kontraktor pelaksana untuk terus intens agar kualitas pembangunan terjaga sesuai spesifikasi semuanya,” bebernya kepada awak media di lokasi proyek RSUD Kota Bogor, kemarin.
Suami Yane Ardian itu juga akan memastikan kehadiran Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor demi mengawal proses pembangunan, sehingga berjalan maksimal. Hal itu untuk menghindari berbagai masalah dalam pembangunan, baik teknis ataupun keuangan.
“Sudah saya delegasikan kepada manajemen yang Insya Allah segera definitif pada Oktober. Ini bukan pekerjaan mudah, karena awal Januari tahun depan harus rampung seluruhnya, 264 kamar bisa segera dimanfaatkan warga,” papar Bima.
Sementara itu, Direktur Utama PT Trikencana Sakti Utama, Bambang Suparno, menuturkan, untuk mengatasi mepetnya waktu pengerjaan dirinya mengklaim punya skema yang diharapkan bisa berjalan memenuhi target. Yakni membagi pekerjaan dengan tiga zonasi dengan tiga penanggung jawab yang berbeda. Bahkan untuk membangun struktur gedung empat lantai, Bambang menargetkan dua bulan bisa selesai.
“Skema paralel. Kita targetkan dua minggu bangun satu lantai, jadi empat lantai diharapkan dua bulan selesai. Ketika struktur lantai satu beres, lanjut struktur lantai berikutnya, sembari mengerjakan arsitektur bangunan lantai yang sudah jadi. Secara rasio, itu untuk mengejar waktu,” paparnya.
Untuk pekerja, ia memastikan pekerja akan bekerja hampir 24 jam untuk mengejar target lima bulan rampung. Sebab, tidak baik jika pekerja bekerja 24 jam lalu rehat di hari berikutnya. “Kita buat tiga sif. Sampai jam 2 malam lah,” imbuhnya.
Bambang pun sesumbar jika pekerjaan akan selesai sebelum masa kontrak berakhir 27 Desember, yakni rampung pada 15 Desember 2019. Meskipun tiga bulan terakhir di akhir tahun biasanya curah hujan cenderung tinggi. Tak hanya itu, ia juga akan memastikan kenyamanan pasien lain tidak akan terganggu saat proses pembangunan.
“Suara getaran kita minimalisasi dengan sistem hidrolik untuk pemasangan tiang pancangnya. Supaya nggak ganggu pasien. Makanya kita kejar bangun struktur lebih cepat, takut keburu musim hujan. Artinya dari kontraktor, kami targetkan 15 Desember harus sudah selesai,” tuntas Bambang. (ryn/c/yok/py)