METROPOLITAN - Menyerap tenaga kerja dari sektor Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), hingga meningkatkan omset penghasilan pengrajin Kota Bogor, adalah sejumlah target yang dicanangkan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Hujan.
"Kita sudah menyerahkan tiga janji utama capaian kinerja, yang mesti dicapai pada tahun ini dan tahun depan kepada Wali Kota Bogor. Yakni Menyerap 750 tenaga kerja, meningkatkan penghasilan UKM Kota Bogor menjadi 500 juta dalam pertahun," kata Kepala Dinas Koprasi dan UMKM Kota Bogor Anas S Rasmana.
Anas menjelaskan, terhitung 2019 hingga 2024 mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu diberbagai sektor, sebagai upaya menekan angka pencari kerja Kota Hujan. "Minimal kita bisa menyerap 750 tenaga kerja, dari target yang sudah ditetapkan Pemkot," tuturnya.
Berdasarkan data yang ada, pelaku UKM di Kota Bogor mencapai 23 ribu, sementara IKM berjumlah 4500. "Kalau satu UKM dan IKM memperkerjakan satu tenaga kerja baru, sudah pasti bisa tercapai target penyerepan tenaga kerja Kota Bogor," akunya.
Untuk sektor penghasilan pengrajin, sambung Anas, pihaknya berkeyakinan mampu meningkatkan omset pengrajin yang semula berada pada 300 juta pertahun, menjadi 500 juta di setiap tahunnya. "Sebelum kita bina dan berikan bantuan, omset mereka sudah mencapai 300 juta. Pasti angka ini akan bertambah, apalagi setelah kita bina dan berikan bantuan," bebernya.
Tak hanya itu, pihaknya juga berkomitmen akan membina Pedagang Kaki Lima (PKL) dan merubahnya menjadi UKM dan IKM Kota Bogor. "Kita akan bina para PKL yang kita relokasi, untuk kemudian kita jadikan mereka sebagai IKM dan UKM baru. Tentunya dengan memberikan mereka pelatihan," ujarnya.
Secara garis besar, kondisi Kota Bogor jika dilihat dari sudut UKM dan IKM masih belum memenuhi standar. Menurut Anas, setiap daerah idealnya harus memiliki UKM dan IKM minimal diatas tiga persen, dari jumlah total penduduknya.
"Kalau dilihat dari data yang ada di kami, saat ini jumlah UKM dan IKM sekitar 2,3 persen dari jumlah total penduduk yang ada. Makannya PKL akan kita bina dan kita jadi IKM dan UKM, untuk mewujudkan Kota Bogor yang ideal. Kalau PKL kita jadikan IKM dan UKM minimal angka yang tadinya 2,3 berubah menjadi 3,1 persen" bebernya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asperbangkesra) Setdakot Bogor Dody Achdiat mengaku sangat mengapresiasi wacana tiga konsep yang digaungkan Dinas Koprasi dan UMKM Kota Hujan, terlebih dalam upayanya menekan angka pencari kerja dan pembinaan PKL.
Dody berharap, dengan sejumlah langkah yang sudah disiapkan Dinas Koprasi dan UMKM, dapat meningkatkan pemerataan pembangunan perekonomian hingga kesejahteraan masyarakat Kota Bogor di masa mendatang.
"Pada prinsipnya, semua kebijakan yang dilakukan setiap dinas akan kami dukung, selama ini demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat. Kita doakan saja semoga semuanya bisa berjalan sesuai dengan harapan kita semua," tutupnya.(ogi/c/yok/py)