metro-bogor

Baru 4 Persen Pohon Dicek

Jumat, 18 Oktober 2019 | 09:00 WIB

METROPOLITAN - Mendekati akhir tahun, Kota Bogor lebih sering mengalami cuaca hujan deras. Berbagai bencana pun mengancam, mulai dari banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang. Mengingat, dengan luas wilayah 11.850 hektar, ada lebih dari 15 ribu pohon berdiri di jalur hijau kota. Namun hanya sekitar 4 persen atau 516 pohon yang mendapat pengecekan rutin oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

Pengecekan kesehatan pohon-pohon itu dilakukan Pemkot Bogor melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kepala Bidang Pertamanan PJU dan Dekorasi Kota pada Disperumkim Kota Bogor, Muhammad Hutri mengatakan, tidak semua pohon kena pantau lantaran ada beberapa wilayah prioritas yang secara rutin dicek karena rata-rata sudah berusia tua.

Diantaranya Jalan Pajajaran hingga seputaran Kebun Raya Bogor, Jalan Pemuda dan Jalan MA Salmun. Memang pohon-pohon disana sudah memiliki kartu tanda pengenal (KTP) dengan tanda rekomendasi warna, yakni hijau, kuning dan merah. Sejak 2016, kerjasama sudah dilakukan terkait kesehatan pohon. Pohon yang terdapat tanda warna hijau,berarti dalam kondisi sehat. Sedangkan warga kuning untuk pohon yang harus mendapat perawatan. Lalu pohon dengan tanda warna merah, yang berarti berisiko sehingga perlu ada pemangkasan dan penebangan.

“Saat ini baru sekitar 516 pohon yang sudah punya KTP pohon. Tntuk tahun ini, kerjasama kami dengan KLHK berlanjut untuk mendata sekitar 150 pohon baru. Lokasinya tersebar ya, ada yang diwilayah Kecamatan Tanahsareal, Jalan Pengadilan hingga Jalan Sawojajar dan sekitaran Taman Heulang. Sedangkan tahun sebelumnya di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pemuda, ” katanya kepada awak media, kemarin.

Menurutnya, ini dilakukan untuk mengantipasi lebih banyak pohon yang tumbang akibat tidak mendapat pengecekan rutin. Apalagi, penambahan identifikasi pohon pun sudah dianggarkan pada APBD tiap tahunnya. Untuk tahun ini, mendata 150 pohon baru, dialokasikan anggaran sekitar Rp170 juta.

“Anggaran tiap tahun cenderung sama jumlahnya untuk identifikasi KTP pohon baru. Memang saat ini masih fokus sekitaran KRB dan Istana Bogor, itu juga ya progresnya baru sampai 80 persen, karena ada ratusan pohon di wilayah ini, ” ujarnya.

Dari hasil pengamatan, kata dia, jenis-jenis pohon yang rawan tumbang diantaranya pohon randu, mahoni, kenari, angsana dan pohon pelindung sejenis. Sejak Juni hingga September tahun ini, sudah ada kurang lebih 60 pohon yang berada di kawasan jalur hijau milik Pemkot Bogor, yang ditebang dengan alasan keamanan.

Hutri mengakui, tumbangnya pohon di bilangan Yasmin atau Jalan Abdullah bin Muh Nuh yang menyebabkan kematian pengendara motor, merupakan pohon yang belum didata. Sehingga KTP pohon perlu dilakukan untuk antisipasi kejadian serupa di wilayah yang ‘belum prioritas’.

“Pendataan berjalan, pemeriksaan. Memang fokus area yang secara historis ditanami pohon-pohon, lebih tua, itu yang prioritas karena keterbatasan, ” tukas Hutri. (ryn/c/yok/py)

Tags

Terkini