metro-bogor

Kanalisasi 2:1 Puncak Ditunda

Jumat, 1 November 2019 | 10:35 WIB

METROPOLITAN – Kemacetan yang terus mengular setiap hari hingga akhir pekan di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, membuat orang nomor wahid di Bumi Tegar Beriman menerapkan kebijakan Kanalisasi 2:1. Kebijakan ini diperuntukan bagi kendaraan yang menunju puncak maupun sebaliknya. Meski di uji coba perdana mengalami beberapa kekurangan, namun, Pemerintah Kabupaten Bogor terus berbenah diri dengan mengevaluasi seluruh perangkat yang ada.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiyah, mengatakan, salah satu penyebab gagalnya uji coba rekayasa lalin pekan lalu disebabkan masih adanya pengerjaan di badan jalan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Akhirnya ruas jalan yang dilintasi kendaraan menjadi berkurang dan macet tetap terjadi,” kata Syarifah.

Pembangunan celukan dan beberapa shelter juga harus dilakukan, demi kenyamanan masyarakat yang menggunakan kendaraan umum. Terlebih, sambung dia, pembangunan sarana dan prasarana sepanjang lima kilometer akan selesai awal Desember mendatang.

“Saat semua siap, uji coba akan dilakukan kembali Desember mendatang,” tuturnya.

Sedangkan faktor lain gagalnya program ini diungkapkan, Sekretaris BPTJ, Hindro Surahmat. Menurutnya, kegagalan terjadi karena ada ruas jalan yang tidak sejajar. Selain itu, masalah PKL menjadi titik berat yang ia tekankan harus segera diselesaikan pemerintah daerah.

“Ada peningkatan volume lalu lintas sekitar lima persen dan persoalan tiang listrik yang masih ada di bahu jalan,”terangnya.

Soal kordinasi anggota pengamanan dilapangan, kata Hindro, semua harus dipersiapkan secara matang. Karena ada 350 anggota Satpol PP, dishub, polres, polingga dan BPTJ yang diterjunkan. Kesemuanya masih belum efektif untuk mengurangi kemacetan di titik-titik rawan terjadinya hambatan.

Dengan ditundanya ujicoba kedua, Kasatlantas Polres Bogor, AKP Fadly Amri, menegaskan, sistem one way akan diberlakukan lagi sampai awal Desember nanti. Ia berharap, masyarakat bisa beradaptasi dengan keadaan di Jalur Puncak.

“Kalau hanya bertumpu pada jalur puncak, kendaraan akan terus bertambah sebanyak apapun infrastruktur ditambah," ucap Fadly.

Ia menjelaskan, demi menyelesaikan masalah kemacetan di titik-titik bottle neck dan ruas jalan yang tidak sejajar, akan dilakukan rekayasa lalin sektoral.

“Kanalisasi bisa dilakukan di dua hari yang berbeda, karena karakteristik kendaraan di Sabtu dan Minggu juga berbeda,” tukasnya.(dil/c/yok/py)

Tags

Terkini