metro-bogor

Bogor Timur Bebenah PKL

Kamis, 19 Desember 2019 | 10:35 WIB
BERBENAH: Kecamatan Bogor Timur menertibkan bangunan permanen di Jalan Sukasari III untuk mengembalikan fungsi trotoar.

METROPOLITAN – Permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi fokus utama Kecamatan Bogor Timur untuk menata wilayahnya. Dibawah komando camat anyar, beberapa kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Timur, langsung bergerak cepat untuk menyelesaikan masalah PKL. Camat Bogor Timur, Abdul Wahid, mengatakan, terdapat 13 titik PKL yang sudah berhasil ditertibkan oleh kecamatan yang bekerjsama dengan kelurahan setempat. Proses penertiban yang dilakukan pemerintah kecamatan ini telah memenuhi prosedur kemanusiaan, yaitu dengan melayangkan surat teguran sebanyak tiga kali sebelum dibongkar petugas. “Ini adalah bentuk keberhasilan bersama. Baik dari tim Kecamatan, Kelurahan, Satpol-PP dan yang terpenting didalam setiap aksi penertiban, kita kordinasikan dengan semua OPD yang terlibat. Mulai dari perencanaan sampai eksekusi,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Ia menjelaskan, pendekatan secara persuasif dilakukan dengan menggandeng pengurus RT, RW, LPM. Wahid sapaan akrabnya menjelaskan, ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk melakukan penataan. Bahkan dirinya mendatangi satu persatu PKL yang mengaku sudah bertahun-tahun menempati lapak dagangannya tersebut. Beberapa lokasi yang sudah steril dari keberadaan PKL adalah Jalan Sambu, Jalan Binamarga, Jalan Padi, trotoar didepan SMA 3, Jalan BMC, Jalan Rambutan, Jalan Padjajaran (depan masjid PDAM), Jalan Sukasari I, Jalan Sukasari 3 (SD Pertiwi), kios pupuk Pasar Sukasari, Jalan Siliwangi (tukang pisang), Jalan Sukamulya dan yang terbaru PKL didepan RS Vania. Kelurahan Sukasari, yang dipimpin oleh lurah muda, Dicky Iman Nugraha, ternyata sudah berhasil membersihkan tujuh titik PKL. Ia menuturkan, tujuan utama dari pembersihan PKL bukan karena rasa benci atau tidak suka dengan kehadiran PKL, tetapi semata-mata untuk mengembalikan fungsi lahan yang selama ini digunakan oleh PKL. “Yang tadinya trotoar, ya kita kembalikan lagi menjadi trotoar. Yang paling penting itu adalah fungsi drainase yang selama ini terhambat, sekarang sudah lancar kembali,” katanya. Untuk di Kelurahan Sindangsari, fokus utama penataan PKL terpusat pada jembatan Bocimi. Sebanyak lima lapak PKL berhasil ditertibkan tanpa adanya penolakan dari para pedagang. Walaupun sedikit, menurut Lurah Sindangsari, Eka Dheri Rahmat Irawan, esnsi menjaga ketertiban lingkungan harus ditekankan. “Ini kan selain mempercantik wilayah juga berfungsi mengembalikan fungsi utama tata ruang yang memang bukan diperuntukkan untuk para PKL,” jelasnya. Sementara itu, meski Kelurahan Baranangsiang selalu dicap sebagai kelurahan kumuh karena berdekatan dengan terminal Baranangsiang, nyatanya berhasil disulap oleh Suburudin selaku Lurah. Pembangunan taman di Jalan Padi dan pembangunan pedestrian di Jalan Rambutan akan menjadi wajah baru bagi Kelurahan Baranangsiang. “Sekitar sembilan bangunan permanen di Jalan Padi dan 15 lapak PKL di Jalan Rambutan berhasil kami tertibkan. Kawasan yang sudah kumuh itu memang sering kali dijadikan sebagai lokasi tindakan-tindakan kriminil oleh oknum-oknum. Untuk menjaga keamanan maka lebih baik kami tertibkan,” tegasnya. Sedangkan, di sepanjang Jalan Raya Tajur, saat ini keberadaan tukang tambal ban memang sudah jarang terlihat, bahkan tidak ada. Hal tersebut ternyata merupakan salah satu bentuk dari kerja Lurah Tajur yang bertujuan untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bagi pengguna jalan dan trotoar. Lurah Tajur, Yadi Ruyadi mengatakan kalau ia hanya mengikuti arahan Camat Bogor Timur, yang menginginkan Jalan Raya Tajur bebas dari tukang tambal ban. “Pendekatan secara tatap muka kami jalankan. Memang selama ini banyak sekali bom paku yang bertebaran di Jalan Raya Tajur. Maka dari itu, kami berinisiatif untuk mencoba membersihkannya dengan memulai membersihkan para tukang tambal ban ini,” bebernya. Masalah ban bekas mobil dan truk yang selalu menjadi wajah di Kelurahan Katulampa, ternyata sudah berhasil dibenahi oleh jajaran Kelurahan dan pihak Kecamatan. Lurah Katulampa, Taufik Rahman mengaku memang masalah ban-ban bekas tak bertuan di pinggir jalan merupakan masalah utama yang menjadi prioritasnya di 2019 ini. “Ini adalah langkah besar. Kami ingin membenahi jalur-jalur yang nantinya akan menjadi jalur utama. Contohnya jalan R3,” tandasnya. (dil/c/yok)

Tags

Terkini