METROPOLITAN - Ada cerita menarik, dibalik pelantikan 222 kepala desa terpilih, pada Pemilihan Kepala Desa Serentak (Pilkades) Kabupaten Bogor November silam. Mulai dari latar belakang pendidikan kepala desa terpilih, hingga serba-serbi dibalik meriahnya pelantikan kepala desa, menjadi seru untuk diperbincangkan. Acara pelantikan kepala desa yang berlangsung di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor kemarin pagi, memang banyak menyimpan cerita menarik. Mulai dari kemacetan panjang di sepanjang Jalan Tegar Beriman, arak-arakan rombongan kepala desa terpilih, hingga kendaraan mewah milik salah satu kepala desa, nampaknya menjadi sejumlah topik perbincangan di sejumlah kalangan. Berdasarkan pantauan Metropolitan di lokasi pelantikan, sepanjang lajur lambat Jalan Raya Tegar Beriman, dijejali kendaraan keluarga kepala desa. Kendaraan juga berdesakan hampir diseluruh putaran Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor. Tak hanya itu, sejumlah pengantar entah sanak saudara, kerabat maupun pendukung, yang tidak dapat masuk kedalam, juga melakukan nonton bersama tepat di pintu masuk gedung. Satu buah layar televisi berukuran jumbo yang terpasang dipintu masuk, menjadi penghibur bagi ratusan rombongan yang tidak diperkenankan masuk melihat pelantikan dari dalam gedung. Usai pelantikan, semua mata tertuju kepada Wahyu Ardianto. Bagaimana tidak, Kades Cijujung, Kecamatan Sukaraja tersebut, datang ke Gedung Tegar Beriman dengan menggunakan kendaraan mewah berjenis Mercedes Benz e-class dua pintu. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Metropolitan, dari 222 kepala desa yang dilantikan kemarin pagi, hanya 48 kepala desa yang memiliki latar belakang pendidikan S1 dan satu orang yang menyandang gelar S2. Jika dirinci, dari 222 kepala desa terpilih yang dilantik, 46 orang merupakan lulusan SLTP, 122 lulusan SLTA, Diploma I-III 5 orang, S1 48 orang dan lulusan S2 satu orang. Hal ini tentu menunjukan rendahnya latar belakang pendidikan orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman. Sementara berdasarkan gender, kepala desa laki-laki masih mendominasi dibanding perempuan. Yakni 207 kades terpilik merupakan laki-laki dan 15 orang perempuan. Dalam sambutannya, Bupati Bogor Ade Yasin meminta, para kepala desa ini harua menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) paling lambat 3 bulan setelah dilantik. Ade mengatakan, penyelenggaraan Pilkades memiliki peran penting dan strategis dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan desa yang profesional. Sebagai mata rantai dari pemerintah daerah, sambungnya, kepala desa mempunyai tanggung jawab besar dalam turut serta memajukan Kabupaten Bogor. "Kepala desa ini kan yang tahu semua kebutuhan masyarakat, semua laporan dilapangan saya dapat dari kepala desa juga camat. Untuk itu kepala desa juga mengemban amanah untuk mensukseskan terwujudnya Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban dengan berlandaskan program panca karsa," kata Ade Yasin. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bogor, Ade Jaya Munadi mengatakan, meski 273 yang terdaftar pada Pilkades November silam, namun beberapa desa tak bisa dilantik secara bersamaan lantaran terbentur administrasi dan aturan. “Ada 273 desa di Pilkades kemarin, tapi yang dilantik hari ini hanya ada 222 desa. 51 desa lainnya tidak bisa dilantik, karna masa baktinya habis pada 16 Januari 2020 nanti. Jadi pelantikannya menyusul, setelah masa baktu kepala desa lama habis,” katanya. Ade Jaya menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tidak bisa memaksakan 273 kepala desa terpilih dilantik secara bersamaan. Karena, jika dipaksakan, maka Pemkab Bogor digugat akibat tidak sesuai dengan aturan pelantikan kepala desa. “Jadi memang tidak boleh ada pelantikan dulu untuk 51 kepala desa sisanya itu, harus nunggu habis dulu masa baktinya. Karena aturannya memang begitu. Kalau dilaksanakan pelantikan bersamaan, nanti Bupati bisa digugat,” tandasnya. (ogi/c/yok)