metro-bogor

Sepanjang 2019, 797 Bencana Warnai Kabupaten Bogor

Jumat, 27 Desember 2019 | 09:14 WIB
ilustrasi

METROPOLITAN - Menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi di Jawa Barat, menjadi salah satu alasan digelarnya simulasi penanggulangan bencana di Kabupaten Bogor. Acara simulasi penanggulangan bencana berlangsung di Lapangan Tegar Beriman kemarin pagi dengan dihadiri Komando Resort Militer 061/Suryakencana beserta intansi terkait. Komandan Resort Militer 061/Suryakencana, Brigadir Jendral (Brigjen), Novi Helmy Prasetya, mengatakan, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang rawan bencana alam, hal itupun membuat masyarakat dituntut untuk meningkatkan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. dengan dilaksanakannya simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan bencana. Tak hanya Bumi Tegar Beriman, simulai serupa juga digelar pihaknya, di sejumlah wilayah lainnya yang masuk dalam koridor Komando Resort Militer 061/Suryakencana. Seperti Kota Bogor, Kota dan Kabupaten Sukabumi hingga Kabupaten Cianjur. "Ini juga sebagai bentuk meningkatkan kewaspadaan bencana. Karna bencana datang secara tiba-tiba, jadi kiranya ini sangat perlu dilakukan sebagai bekal bagi semua, sebagi langkah awal antisipasi," katanya. Jika melihat berdasarkan data yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), memang intensitas bencana di Kabupaten Bogor cukup tinggi. Tercatat, dalam rentan waktu Januari hingga 25 Desember ini, sebanyak 797 bencana sudah mewarnai Bumi Tegar Beriman sejak awal tahun ini. Dengan bencana tanah longsor, angin kencang dan kekeringan yang paling mendominasi sepanjang 2019. Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hasan mengatakan, jika mengacu data yang ada pada Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD Kabupaten Bogor, dari 797 bencana, angin kencang menempati urutan pertama tabel bencana di Bumi Tegar Beriman, dengan jumlah kasus mencapai 235 peristiwa. Di posisi dua ada tanah longsor dengan 202 peristiwa. "Sementara di posisi tiga ada kekeringan dengan 194 peristiwa," ujarnya. Secara umum bencana di Kabupaten Bogor dibagi dalam tujuh kategori. Diantaranya, tanah longsor, banjir, angin kencang, pergerakan tanah, kekeringan, gempa bumi, dan kategori bencana lain-lain. Jika dirunut berdasarkan waktu kejadian, Oktober merupakan bulan terbanyak terjadinya bencana, dengan 129 peristiwa. Sementara diposisi kedua terjadi pada Agustus dengan 112 bencana. "Diposisi tiga September, ada 104 bencana," ucapnya. Sementara itu Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengaku, pihaknya sudah melakukan evaluasi untuk mendukung kinerja BPBD dalam menanggulangi kemungkinan terburuk dari dari dampak bencana yang ditimbulkan, melalui sokongan anggaran. "Setelah melakukan evaluasi, kita sudah memutuskan jika anggaran bencana untuk Kabupaten Bogor harus berada diatas garis aman. Karna bencana ini sulit untuk diprediksi, jadi anggarannya juga harus cukup dan sesuai dengan segala kemungkinan," paparnya. Anggaran sebesar 25 miliar, disiapkan Pemerintah Kabupaten Bogor, untuk meminimalisir segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Tak hanya itu Pemkab Bogor juga melalui dinas terkait, sudah melakukan sejumlah pelatihan bagi masyarakat untuk tanggap bencana. Serta mendorong bertambahnya desa tanggap bencana (destana). "Intinya kita mesti dorong, agar setiap desa menjadi destana. Karna potensi bencana di kita cukup besar," tutupnya. (ogi/c/yok)

Tags

Terkini