metro-bogor

Demi GOR, Pemkot Minta Rp75 M ke Provinsi

Selasa, 25 Februari 2020 | 13:15 WIB

METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pemu­da dan Olahraga (Dispora) terus berupaya mencari dana segar untuk melancarkan wacana revitalisasi Kompleks GOR Pajajaran. Berdasar­kan daftar usulan kegiatan Kota Bo­gor 2020, Pemkot Bogor mencoba mengajukan anggaran senilai Rp75 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Kepala Dispora Kota Bogor, Heri Karnadi, mengatakan, revitalisasi kompleks GOR Pajajaran yang term­aktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor 2019–2024 tidak bisa se­penuhnya dibiayai Anggaran Penda­patan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor secara utuh lantaran ang­garan yang terbatas. Saat ini pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk menyiasati re­vitalisasi Kompleks GOR Pajajaran. ”Kita coba komunikasi dengan pe­merintah provinsi dan pemerintah pusat. Kita harus berpikir bagaimana mencari terobosan pembiayaan untuk merevitalisasi sejumlah fasilitas yang ada. Sebab, kalau semua biaya difokuskan pada APBD ya tidak mencukupi,” katanya. ­ Heri tak menampik jika Pem­kot Bogor juga meminta ban­tuan Pemprov Jawa Barat untuk membantu pembiay­aan revitalisasi. Anggaran Rp75 miliar yang diajukan akan digunakan untuk memper­cantik lapangan luar hingga meningkatkan sarana lainnya, seperti kolam renang, area panjat tebing, stadion hingga penunjang lain. “Keinginan Pak Wali itu me­nambah kapasitas penonton. Artinya, ada penambahan luasan dimensi. Jadi, kita ha­rus hitung lagi, karena pasti­nya akan memakan lahan. Sebenarnya ini bukan revita­lisasi, tapi rombak pembangu­nan. Kalau ditotal semua, mungkin kita butuh anggaran sekitar Rp1,7 triliun untuk mempercantik dan merevi­talisasi GOR Pajajaran,” be­bernya. Jika tidak memungkinkan, baik secara waktu dan ang­garan, tambah dia, revitali­sasi Kompleks GOR Pajajaran bakal dilakukan bertahap. Mengingat pada 2021 stadion utama GOR Pajajaran akan digunakan sebagai salah satu lokasi venue latihan saat In­donesia menyandang tuan rumah Piala Dunia 2021. “Kalau perombakan besar tidak memungkinkan, kita ra­pikan hal yang kecil-kecil dulu. Jadi, kita lakukan bertahap. Kan tidak bisa sekaligus kalau ang­garan dan waktunya tidak cu­kup. Apalagi, nanti kita bakal menjadi salah satu lokasi venue latihan Piala Dunia. Ini harus kita pikirkan,” paparnya. Disinggung target pelaks­anaan, Heri mengaku tak bisa memastikan kapan proses re­vitalisasi bakal dilakukan. “Be­lum tahu, karena kan kita cari anggarannya dulu. Mungkin 2020 akhir untuk revitalisasi yang kecil-kecil. Kalau kita paksakan takutnya bentrok dengan acara Piala Dunia. Nan­tikan kalau bentrok repot kita,” pungkasnya. (ogi/c/yok/py)

Tags

Terkini