Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor terus berupaya mengatasi persoalan transportasi di Kota Hujan, termasuk penataan angkutan kota (angkot). Saat ini tak kurang 3.412 angkot masih ngaspal, sehingga Dishub Kota Bogor memutar otak agar usaha angkutan tetap jalan, seiring mengurangi kepadatan di jalanan Kota Hujan. KEPALA Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo, mengatakan, pihaknya menerapkan reduksi angkot dua banding satu menjadi program demi memaksimalkan itu, seiring program konversi angkot. Sejak awal diluncurkan program tersebut bulan lalu, tak kurang dari 35 angkot sudah berkurang. ”Ini juga banyak pengusaha angkot yang ngeluh, mulai dari sepi penumpang, angkot mulai tua, ada yang nggak bisa diremajakan dan lainnya. Makanya kita buka tuh permasalahan didalamnya,” katanya. Buatnya, program reduksi merupakan program baik selain juga untuk mengurangi kemacetan, juga upaya untuk memaksimalkan kembali para pengusaha angkot yang ada dalam badan hukum. ”Bulan ini kita ingin reduksi 52 angkot. Sehingga, nantinya jumlah angkot sekarang itu 3.325. Tentu makin berkurang. Tentu di lapangan jangan juga jadi gundah, karena tetap kita patokan kepada aturan yang baik kok,” tukas Danjen, sapaan karibnya. Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga itu menargerkan dengan program reduksi ini, nantinya akan diikuti dengan konversi angkot. Ia menargetkan, untuk tahun ini 635 angkot tereduksi di lima trayek utama, terlebih yang melewati jalur SSA. Indikator dari program ini, kata dia, badan hukum yang mendaftarkan diri ke Dishub Kota Bogor. ”Sehingga nanti, setelah reduksi ini, akan ada pembinaan kepada badan hukum, sehingga program kita berkesinambungan. Kita sudah sampaikan jauh-jauh hari, kita punya aturan sekarang. Jadi nggak perlu lagi sistem operasional angkot di shift. Aehinga mereka bisa wajib angkut lagi, dan nanti akan terasa pendapatan akan meningkat. Memang tidak mudah, tapi kita upauakan terbaik,” tuntasnya. (ryn/c/yok)