metro-bogor

DPRD Jabar: Kebijakan Terburu-buru

Sabtu, 28 Maret 2020 | 12:33 WIB

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, berencana memberikan bantuan tunai kepada keluarga terdampak virus corona (Covid-19) sebesar Rp500 ribu per Kepala Keluarga (kk) setiap bulannya selama wabah corona. Bantuan rencananya disalurkan pekan depan kepada kurang lebih satu juta KK dari kajian yang sudah dilakukan. Lalu berapa jatah untuk Kabupaten Bogor? Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyu Wijaya, mengatakan, secara teknis dan detail data ada di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Ba­rat. Berdasarkan kajian kam­pus dan Bappeda, ada satu juta warga terdampak corona. Hanya saja, dewan sendiri belum mendapat tembusan terkait data itu serta skema penyaluran bantuan tersebut. Di sisi lain, ia merasa ini belum pas jika harus dilakukan se­karang lantaran wabah co­rona di lingkup Jabar trennya mulai meningkat. ”Angka korban baik yang langsung maupun terdampak belum bisa diukur sekarang, apakah betul sudah ada satu juta warga Jabar yang terkena dampaknya? Bisa jadi lebih atau kurang kan?” katanya kepada Metropolitan, Jumat (27/3). Maka dari itu, seiring perkembangan infografik warga yang positif terpapar Covid-19, semestinya yang mendapat prioritas yakni te­naga kesehatan yang harus dipersenjatai maksimal ter­lebih dulu. Termasuk perlen­gkapan medis, ruang isolasi dan lainnya. ”Kita kan melihat bagai­mana kondisi para dokter dan perawat di lapangan. Mereka ada yang hanya pakai jas hu­jan. Jadi, kalau tenaga kese­hatan yang menjadi garda terdepan yang melakukan perlawanan atas penyebaran wabah ini mumpuni perlen­gkapannya, maka korban bisa diminimalisasi,” terang politisi Partai Demokrat itu. Anggota DPRD Jabar dari Dapil Kabupaten Bogor itu khawatir kalau belum apa-apa sudah bagi- bagi uang dan sembako, sementara wabahnya sendiri tidak di­antisipasi maksimal, korban malah semakin banyak. Ujung-ujungnya, yang ter­dampak bisa lebih dari satu juta warga Jabar. Apalagi, sumber anggaran berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat, hasil pemangkasan kegiatan dinas yang dianggap tidak perlu dan relevan, ter­lebih saat wabah corona, seperti perjalanan dinas hingga berbagai seminar. Sehingga sarapannya untuk harus efektif demi penanga­nan Covid-19. ”Mau gimana coba? Kalau bagi-bagi uang dan sembako tetap mau dilakukan, karena korbannya sekarang sudah ada, maka secara paralel digunakan juga untuk mel­engkapi amunisi yang cukup dan layak untuk para dokter dan perawat. Itu harus dila­kukan. Jadi, untuk korban yang terdampak dan untuk tenaga kesehatan juga,” pa­par AW, sapaan karibnya. Sekadar diketahui, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, beren­cana memberikan bantuan tunai Rp500 ribu per KK ter­dampak corona ke sekitar 1 juta KK hasil kajian Unpad dan Bappeda. Penyaluran tersebut bakal dimulai pekan depan. Anggarannya dari per­geseran kegiatan dinas pada APBD. ”Anggarannya itu sesuai arahan presiden menghemat perjalanan dinas, menggeser peruntukan Dana Desa, proy­ek yang tidak signifikan, per­cepatan subsidi. Tidak semua tunai, dua pertiganya itu sem­bako tapi ini nggak sama dengan bantuan sembakonya pemerintah pusat,” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)

Tags

Terkini