METROPOLITAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor terus berupaya memberikan fasilitas pendidikan yang memadai bagi para pelajar. Sebab, sejauh ini Kota Hujan dinilai minim fasilitas pendidikan. Untuk itu, pembangunan sekolah satu atap dinilai menjadi solusi jitu bagi peningkatan mutu pendidikan. Namun sayang, wacana pembangunan yang sudah digaungkan sejak 2018 itu masih mandek. Setelah menjadi Silpa pada Tahun Anggaran 2019, tahun ini pembangunan sekolah di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanahsareal ini masih belum bisa dimulai. ”Sekolah satu atap masih review RAB lantaran proses perencanaan DED 2018 ada perubahan harga bangunan, menyesuaikan dengan tahun ini,” terang Kasi Sarpras SD pada Disdik Kota Bogor, Sumaryanto, kepada Metropolitan, Rabu (1/4). Pria yang akrab disapa Yanto ini menuturkan, pagu anggaran untuk pembangunan sekolah satu atap tahap pertama ini sebesar Rp5,2 miliar. Namun itu hanya meliputi pondasi dan penerangan jalan umum. Jika ditotal keseluruhan, pembangunan sekolah tiga lantai ini kemungkinan akan memakan biaya Rp25 miliar. ”Mudah-mudahan bulan ini atau bulan depan bisa dilelang dengan waktu pengerjaan 150 hari kalender,” ujarnya. Mandeknya proses pembangunan sekolah ini mendapat sorotan anggota DPRD Kota Bogor, Ence Setiawan. Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor ini menambahkan, mandeknya pembangunan seharusnya tidak terjadi. ”Penyesuaian harga kan tidak banyak. Kenapa bisa sampai sekarang, pasti kan ada apa-apanya. Kalau disdik tidak bisa, ya cari solusinya,” tegasnya. Walau di tengah badai corona, ia berharap proyek pembangunan di Kota Bogor, khususnya sektor pendidikan, tidak terhalang dan bisa terealisasi. ”Jangan sampai Silpa lagi lah. Kalau sampai Silpa lagi tahun ini, saya sudah nggak paham lagi,” pungkasnya.(dil/c/yok/py)