Selain mematikan sejumlah sendi kehidupan, wabah Covid-19 diprediksi bakal meningkatkan angka kemiskinan bagi masyarakat. Hal ini mengingat banyaknya warga yang harus diam di rumah pasca imbauan yang dikeluarkan pemerintah. WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, tak menutup kemungkinan jumlah masyarakat miskin di Kota Bogor bakal bertambah. Terlebih, masyarakat yang berpenghasilan harian tidak bisa berbuat banyak dengan adanya imbauan tersebut. Berdasarkan data yang ada, jumlah masyarakat miskin di Kota Bogor mencapai 69 ribu. Angka itu diperkirakan bertambah lantaran warga di atas garis kemiskinan cukup banyak. Secara umum 69 ribu masyarakat miskin di Bogor rata-rata sudah tercover Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah pusat dengan anggaran Rp13 miliar. Bahkan, sebagian ada yang sudah tercover program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. ”Yang kita takutkan adalah masyarakat yang mengandalkan biaya hidup dari usaha harian, seperti tukang-tukang. Kalau mereka tidak keluar bekerja hari ini, tidak ada penghasilan. Ke depan yang seperti ini harus kita perhatikan,” katanya. Setidaknya, sambung dia, warga miskin mendapatkan bantuan dari pemerintah berkisar Rp150 hingga Rp200 ribu setiap bulannya. ”Hal itu dinilai belum cukup lantaran kondisi pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat diam di rumah,” ujarnya. Menurutnya, pendataan calon penerima bantuan terus dilakukan Pemkot Bogor. Ini akan dilakukan lewat Tim Gugus Tugas dan Dinas Sosial (Dinsos). Bahkan, rencananya ini akan menjadi salah satu tugas RW Siaga Corona. ”Salah satu tugas RW Siaga Corona nantinya akan mendata masyarakat miskin baru (misbar) atau masyarakat yang berada di atas garis kemiskinan. Jadi, nanti RW Siaga Corona bersama pemerintah wilayah melakukan pendataan didampingi jajaran dinsos,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Anggraeny Iswara, membenarkan, saat ini jajaran pemkot bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 tengah fokus melakukan antisipasi dampak ekonomi masyarakat selama masa wabah Covid-19. ”Berdasarkan data yang ada, dari 69 ribu masyarakat miskin di Kota Bogor sudah dibantu bantuan PKH dari pemerintah pusat dan provinsi,” tuturnya. Rinciannya, tambah dia, 35 ribu dibantu pemerintah pusat dan 34 ribu lainnya dibantu anggaran Pemprov Jawa Barat. Meski begitu, pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan. ”Kita sedang data kembali kaitan potensi peningkatan warga miskin. Nantinya warga itu akan kita kaver melalui program pemkot dan Tim Gugus Tugas Covid-19,” katanya singkat. Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Annas S Rasmana, mengatakan, 90 ribu warga diprediksi terdampak kebijakan pembatasan sosial skala besar. Mereka adalah masyarakat ekonomi kelas bawah yang kehilangan sumber mata pencaharian. ”Pemkot Bogor pun sedang menyiapkan skema bantuan pangan yang diberikan per 14 hari selama masa pembatasan sosial skala besar berlangsung,” ungkapnya. Meski begitu, angka 90 ribu itu merupakan prediksi perhitungan kasar yang masih perlu diverifikasi. ”Itu baru prediksi awal. Angka itu berasal dari status keluarga miskin atau masyarakat ekonomi kelas bawah yang kehilangan penghasilan hariannya. Di antaranya seperti tukang becak, ojek, pedagang kaki lima, pelaku usaha mikro, sopir angkot dan usaha lainnya,” katanya. Menurut Annas, pemkot melalui Tim Penanggulangan Terdampak Covid-19 sedang memikirkan skema terkait bantuan yang akan diberikan kepada 90 ribu warga terdampak tersebut. Bentuk bantuan pangannya berupa beras 5 kg, gula 1 kg, minyak 1 kg, makanan kaleng, vitamin C, mi instan, terigu dan bahan pokok lainnya. “Ini baru rencananya. Angka itu di luar masyarakat yang menerima bantuan dari provinsi atau pusat. Makanya ini sedang diverifikasi ulang,” ujarnya. Mengenai sumber anggaran, sambung dia, Pemkot Bogor masih mengupayakan dari pergeseran anggaran seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Beberapa anggaran memang sudah digeser untuk penanganan Covid-19. “Distribusinya kapan sedang dipikirkan. Kita sedang hitung kebutuhan total sampai tiga bulan ke depan,” pungkasnya. (ogi/c/ yok/py)