metro-bogor

Si Miskin Bakal Banyak

Jumat, 3 April 2020 | 11:18 WIB

Selain mematikan sejumlah sendi kehidupan, wabah Covid-19 diprediksi bakal meningkatkan angka kemiskinan bagi masyarakat. Hal ini mengingat banyaknya warga yang harus diam di rumah pasca imbauan yang dikeluarkan pemerintah. WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, tak menutup kemungkinan jumlah masyarakat miskin di Kota Bogor bakal bertam­bah. Terlebih, masyarakat yang berpenghasilan harian tidak bisa berbuat banyak dengan adanya imbauan ter­sebut. Berdasarkan data yang ada, jumlah masyarakat miskin di Kota Bogor mencapai 69 ribu. Angka itu diperkirakan bertambah lantaran warga di atas garis kemiskinan cu­kup banyak. Secara umum 69 ribu masyarakat miskin di Bogor rata-rata sudah terco­ver Program Keluarga Hara­pan (PKH) dari pemerintah pusat dengan anggaran Rp13 miliar. Bahkan, sebagian ada yang sudah tercover program Pemerintah Provinsi (Pem­prov) Jawa Barat. ”Yang kita takutkan adalah masyarakat yang mengan­dalkan biaya hidup dari usaha harian, seperti tukang-tukang. Kalau mereka tidak keluar bekerja hari ini, tidak ada penghasilan. Ke depan yang seperti ini harus kita perhatikan,” katanya. Seti­daknya, sambung dia, warga miskin mendapatkan ban­tuan dari pemerintah berki­sar Rp150 hingga Rp200 ribu setiap bulannya. ”Hal itu dinilai belum cukup lantaran kondisi pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat diam di rumah,” ujarnya. Menurutnya, pendataan calon penerima bantuan te­rus dilakukan Pemkot Bogor. Ini akan dilakukan lewat Tim Gugus Tugas dan Dinas So­sial (Dinsos). Bahkan, ren­cananya ini akan menjadi salah satu tugas RW Siaga Corona. ”Salah satu tugas RW Siaga Corona nantinya akan men­data masyarakat miskin baru (misbar) atau masyarakat yang berada di atas garis ke­miskinan. Jadi, nanti RW Siaga Corona bersama pe­merintah wilayah melakukan pendataan didampingi jaja­ran dinsos,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Anggraeny Iswara, membe­narkan, saat ini jajaran pem­kot bersama Tim Gugus Tu­gas Covid-19 tengah fokus melakukan antisipasi dampak ekonomi masyarakat selama masa wabah Covid-19. ”Berdasarkan data yang ada, dari 69 ribu masyarakat miskin di Kota Bogor sudah dibantu bantuan PKH dari pemerintah pusat dan pro­vinsi,” tuturnya. Rinciannya, tambah dia, 35 ribu dibantu pemerintah pusat dan 34 ribu lainnya dibantu angga­ran Pemprov Jawa Barat. Meski begitu, pihaknya saat ini tengah melakukan pen­dataan. ”Kita sedang data kembali kaitan potensi pe­ningkatan warga miskin. Nantinya warga itu akan kita kaver melalui program pem­kot dan Tim Gugus Tugas Covid-19,” katanya singkat. Terpisah, Kepala Dinas Ke­tahanan Pangan dan Perta­nian Kota Bogor, Annas S Rasmana, mengatakan, 90 ribu warga diprediksi terdam­pak kebijakan pembatasan sosial skala besar. Mereka adalah masyarakat ekonomi kelas bawah yang kehilangan sumber mata pencaharian. ”Pemkot Bogor pun sedang menyiapkan skema bantuan pangan yang diberikan per 14 hari selama masa pemba­tasan sosial skala besar ber­langsung,” ungkapnya. Meski begitu, angka 90 ribu itu merupakan prediksi per­hitungan kasar yang masih perlu diverifikasi. ”Itu baru prediksi awal. Angka itu be­rasal dari status keluarga miskin atau masyarakat eko­nomi kelas bawah yang ke­hilangan penghasilan harian­nya. Di antaranya seperti tukang becak, ojek, pedagang kaki lima, pelaku usaha mik­ro, sopir angkot dan usaha lainnya,” katanya. Menurut Annas, pemkot melalui Tim Penanggulangan Terdampak Covid-19 sedang memikirkan skema terkait bantuan yang akan diberikan kepada 90 ribu warga terdam­pak tersebut. Bentuk ban­tuan pangannya berupa be­ras 5 kg, gula 1 kg, minyak 1 kg, makanan kaleng, vitamin C, mi instan, terigu dan bahan pokok lainnya. “Ini baru ren­cananya. Angka itu di luar masyarakat yang menerima bantuan dari provinsi atau pusat. Makanya ini sedang diverifikasi ulang,” ujarnya. Mengenai sumber angga­ran, sambung dia, Pemkot Bogor masih mengupayakan dari pergeseran anggaran seluruh Satuan Kerja Perang­kat Daerah (SKPD). Bebera­pa anggaran memang sudah digeser untuk penanganan Covid-19. “Distribusinya kapan sedang dipikirkan. Kita sedang hitung kebutuhan total sampai tiga bulan ke depan,” pungkasnya. (ogi/c/ yok/py)

Tags

Terkini