metro-bogor

Ketua KNPI: Kalau Perlu di Rotan Saja

Selasa, 21 April 2020 | 09:38 WIB

METROPOLITAN - Sejauh ini penerapan kebijakan Pem­batasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Bogor dinilai belum maksimal. Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD KNPI Kota Bogor, Bagus Maulana. ”Saya menilai tidak efektif­nya PSBB ini terdiri dari ber­bagai faktor. Mulai dari masih terbebaninya masyarakat oleh kebutuhan untuk menyam­bung hidup sampai tidak adanya ketegasan dari pe­merintah untuk menindak masyarakat yang tidak mau mematuhi aturan PSBB,” ka­tanya. Jika merujuk pada kebutuhan masyarakat untuk bisa ber­tahan hidup di tengah pan­demi virus corona tanpa ada­nya pendapatan, menurut Bagus, pemerintah seharusnya bisa bergerak cepat dan tepat dalam pendistribusian ban­tuan. ”Jika tidak mampu, gandeng lah sektor-sektor swasta yang ada,” jelasnya. Tak hanya itu, ia juga mengim­bau para dermawan yang mem­bagikan sembako kepada ma­syarakat yang membutuhkan seharusnya bisa berperan lebih baik dengan memaksimalkan fungsi RT dan RW. Sebab, saat ini di Kota Bogor sudah terjadi domino effect dari kehadiran dermawan yang membagikan sembako di pinggir jalan, yai­tu semakin bertambahnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di jalanan Kota Bogor. ”Bersedekah dan menjadi dermawan itu penting untuk memperhatikan aspek efek­tivitas penyebarannya. Masih banyak RT dan RW yang ke­repotan, karena kuota ban­tuan yang sedikit. Kalau bisa salurkan ke wilayah agar lebih tertib,” sarannya. Bagus juga menilai, belum maksimalnya PSBB di Kota Bogor bisa terlihat dari jumlah kendaraan yang masih berse­liweran di jalanan. Ia menilai pemerintah seharusnya bisa mengambil langkah tegas un­tuk menekan volume kendar­aan yang mengaspal dengan membatasi jam operasional SPBU. ”Kalau masih banyak yang keluyuran pakai ken­daraan pribadi, tutup sajalah itu SPBU,” tuturnya. Untuk itu, Bagus berharap para pemuda di Kota Bogor bisa berperan lebih aktif dalam menyosialisasikan dan me­nyadarkan masyarakat akan pentingnya PSBB dan bahaya virus corona. Sebab, ia menga­ku kesal jika mendapati ada­nya pemuda yang malah memilih pacaran dan berjalan-jalan di tengah pandemi co­rona. ”Kalau perlu di rotan seperti di India. Ini biar ada efek jera dan menunjukkan ketegasan dari pemerintah,” pungkasnya. (dil/b/rez/py)

Tags

Terkini