METROPOLITAN - Proses pembangunan Alun-Alun Kota Bogor di atas lahan eks Taman Topi, Kecamatan Bogor Tengah, terpaksa harus diundur dari jadwal semula. Ini terjadi lantaran merebaknya wabah virus corona di Kota Bogor. Ditambah proyek yang menelan anggaran Rp15 miliar itu baru mengantongi Detail Engineering Design (DED) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Alun-Alun Kota Bogor, Febby Dermawan, mengatakan, keterlambatan DED alun-alun terjadi lantaran banyaknya sejumlah revisi dan review yang dilakukan Pemkot Bogor. Revisi dan review dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, seperti revisi besaran harga satuan pembangunan hingga revisi data lainnya. ”Karena pembangunan dananya dari provinsi, jadi DED-nya juga dari provinsi. Sekitar belasan kali kami terima DED alun-alun dari provinsi, tapi selalu kami revisi dan review. Sebelum dilelangkan, kita harus pastikan dulu semua sesuai. Kita tidak mau terima gitu saja. Kalau ada apa-apa nanti kita yang kena, makanya kita review dulu. Biasanya revisi dan review kita lakukan pada harga satuan barang,” bebernya. Febby menjelaskan, saat ini proyek tersebut tengah dilelangkan. Pelelangan sendiri ditarget rampung pasca Idul Fitri. Akibat adanya wabah Covid-19 dan revisi DED, otomatis berdampak pada mundurnya jadwal pembangunan. ”Otomatis semua mundur. Awalnya April ini seharusnya sudah selesai, tapi tertunda dan masih dalam proses lelang. Harusnya diperkirakan selesai pada November, tapi mundur jadi Desember,” ujarnya. Sekadar diketahui, Alun-Alun Kota Bogor nantinya akan dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang bagi masyarakat. Mulai dari arena bermain, fasilitas kesehatan dan sarana penunjang lainnya. ”Pembangunannya meliputi jogging track, lapangan, plaza, tourism information center, diorama atau patung-patung, tribun pertunjukan dan playground untuk para pengunjung,” kata Febby. (ogi/b/rez/py)