metro-bogor

Pandemi Corona Lumpuhkan Pekerja Seni di Bogor

Senin, 8 Juni 2020 | 09:42 WIB

Masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai, rupanya memberikan dampak signifikan kepada pekerja seni. Seperti dialami Ki Darajat sebagai pencipta wayang bambu yang harus menggagalkan 15 pertunjukannya selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). WAYANG khas Kampung Cijahe, Curugmekar, Kecamatan Semplak, Kota Bogor ini termasuk salah satu jenis kese­nian yang langka dan jarang bisa ditemui di sembarang tempat. Namun dengan adanya pan­demi, membuat budaya khas Bogor ini kehilangan panggungnya. Sedikitnya 15 panggung ter­hambat sejak Ramadan. Pa­dahal, saat Ramadan, pe­kerja seni seharusnya bisa melakukan pagelaran seper­ti kerja sama syiar dengan ulama dan kegiatan keaga­maan lainnya. ”Bahkan sudah ada yang dibayarkan uang muka, namun tidak jadi pentas. Kita juga sejak Ramadan jadi tidak bisa kolaborasi dengan ulama, Rajaban atau Mauludan. Ya itulah dampaknya,” terang Ki Darajat saat ditemui di pad­epokannya. Sejak berdiri 21 Juli 2000, wayang bambu telah mem­berikan kontribusi kepada pemerintah. Wayang bambu juga sudah melakukan per­tunjukan di berbagai wilayah Indonesia, bahkan sudah menjelajahi delapan negara di ASEAN dan Jepang. “Padahal, wayang bambu sudah banyak berkontri­busi terhadap pemerintah, membantu melestarikan budaya khas Bogor. Seti­daknya sebagai induk kita (Dinas Kebudayaan dan Pa­riwisata Kota Bogor, red) itu bisa memberikan timbal balik dengan memperhatikan kita,” tuturnya. Dari awal berdiri, wayang bambu resmi terdaftar di Per­satuan Pedalangan Indonesia (Pepadi). Wayang bambu merupakan bentuk inovatif sebagai bentuk wayang khas Bogor yang terbuat 95 persen berbahan dasar bambu. Wayang bambu ini mengam­bil cerita keseharian masy­arakat, seperti edukasi seks bebas, edukasi narkoba, ba­gaimana berbakti kepada orang tua dan cerita budaya serta moral lainnya. Berbeda dengan wayang di Indonesia yang bercerita tentang kisah Ra­mayana atau Mahabarata. “Kami sebagai seniman way­ang bambu ingin membantu pemerintah menyelamatkan generasi bangsa melalui edu­kasi. Bagaimana caranya agar masyarakat sekarang cinta seni budaya,” tegasnya. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan seni­man budayawan yang mem­bantu pemerintah melesta­rikan budaya. Sebab, pan­demi ini sangat berdampak pada pelaku seni seperti budayawan. Berbeda dengan seniman budayawan yang mengatasnamakan sanggar yang memang memiliki pen­ghasilan tertentu. (mg1/mam/py)

Tags

Terkini