Pagi itu awan menutup terik matahari yang biasanya berpijar. Di tengah ramainya pusat Kota Bogor, seorang pria menggunakan masker dengan cairan disinfektan di tangannya sedang membersihkan cermin dan tempat duduk di salah satu barbershop, Jalan Pahlawan, Kecamatan Bogor Selatan. KESIBUKAN sudah terasa di Captain Barbershop pagi itu. Dua pegawai terlihat sibuk menyiapkan peralatan mencukur yang biasa digunakan untuk menyambut konsumen di tengah kenormalan baru. Alat-alat yang sudah disterilisasi dimasukan kedalam dan siap untuk digunakan. Sluruh bangku yang ada di Captain Barbershop disemprot cairan disinfektan. Pegawai juga mengecek suhu tubuh pelanggannya.Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga mempersiapkan new normal. Karyawan Captain Barbershop bukan lebih pagi untuk menyiapkan segala peralatan yang digunakannya. Begitu juga dengan seorang pelayan kasir sudah mulai menjawab telepon dari pelanggan yang sudah mem-booking jasa.Tak hanya via telepon, dengan suara serak basah ia juga menangani pelanggan yang datang untuk potong rambut. Selain melayani dengan sistem booking, Captain Barbershop juga membuka Home Service agar pelanggan tetap menyewa jasa tanpa khawatir dengan kondisi yang ada. Barbershop yang sudah memiliki tiga cabang di Bogor ini melakukan sistem booking untuk membatasi jumlah pengunjung. Sistem ini dilakukan barbershop sejak merebaknya pandemi covid-19 pada April lalu. “Kami memang tetap buka barbershop dengan mencari cara seperti sistem booking agar tetap bertahan dan pelanggan tidak kecewa, sistem ini pun dinilai lebih memberikan kenyamanan bagi pelanggan,” kata pengelola barbershop, Fitri Utami. Captain Barbershop menerapkan protokol kesehatan dalam melayani para konsumennya. Sehingga setiap konsumen tidak khawatir dengan kebersihan yang ada di Captain Barbershop. “Pegawai-pegawai kita diharuskan memakai sarung tangan dari latex dan menggantinya setiap ganti pelanggan,” sambung Fitri. Ditengah pandemi ini rupanya memberikan kesan kepada para Baberman, hal itu karena ada salah satu pelanggan setia dari Captain Barbershop yang sengaja datang dengan membawa mesin cukur sendiri. Namun Fitri membiarkannya demi kenyamanan sang pelanggan. Walaupun alat-alat yang ada di Barbershopnya sudah bersih, tetapi demi kenyamanan pelanggan, ia membiarkannya. Saat pelaksanaan PSBB yang dilakukan pemerintah, bisnis penyedia jasa menjadi salah satu sektor yang terkena dampak. Seperti Captain Barbershop yang sempat tutup selama tiga minggu. Seiring berjalannya waktu Captain Barbershop beroperasi kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Walaupun tetap buka dengan berbagai usaha lebih yang harus dilakukan seperti harus mempersiapkan lebih awal, menurunkan volume pelanggan, dan menambah biaya pembelian alat alat cukur, kami tetap harus menjaga keselamatan dan kebersihan pegawai dan pelanggan,” ungkapnya. (mg1/mam)