METROPOLITAN – Sejak dibukanya sejumlah perkantoran dan industri di DKI Jakarta, Senin (8/6), berimbas pada lonjakan penumpang di Stasiun Bogor. Bahkan, antrean panjang terjadi, mulai dari lobi tiket hingga lorong pintu masuk stasiun. VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Anne Purba, menjelaskan, terhitung Senin (8/6), pihaknya berhasil melayani 287 ribu penumpang, mulai pagi hingga malam hari. Jumlah ini jauh melebihi rata-rata di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu 180 ribu hingga 200 ribu pengguna setiap harinya. ”Kenaikannya cukup tinggi dan ini imbas perkantoran,” katanya. PT KCI mengaku setuju usulan Pemkot Bogor agar Pemerintah DKI Jakarta memberlakukan sif jam kerja bagi para pegawai untuk mengurangi kepadatan penumpang. ”Pengaturan jam kerja ini sangat penting, terutama bagi mereka yang menggunakan transportasi publik pada masa PSBB transisi ini, karena pembatasan dari segi jam operasional maupun kapasitas pengguna masih berlaku,” ujarnya. Antrean calon penumpang diprediksi masih akan terjadi di hari-hari berikutnya. KCI sendiri sudah menyiapkan sejumlah tahapan untuk menambah batasan kapasitas pengguna yang diizinkan dalam KRL jika volume pengguna terus meningkat. Penambahan kapasitas ini nantinya harus disertai dengan memperketat protokol dan alat pelindung, seperti masker, pelindung wajah, sarung tangan dan baju berlengan panjang. ”Kami mengajak masyarakat yang masih hendak menggunakan KRL berdisiplin mengikuti aturan yang ada, terutama mengenai jaga jarak dan pengaturan antrean dari petugas. PT KCI mengimbau pengguna KRL tidak memaksakan diri menggunakan KRL pada jam-jam sibuk, karena jam operasional mulai hari ini sudah diperpanjang hingga pukul 21:00 WIB dengan mengoperasikan 935 perjalanan KRL setiap harinya,” bebernya. Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, kembali menyambangi Stasiun Bogor untuk memastikan tidak ada penumpukan penumpang. ”Kami melihat kondisi pagi ini lebih baik dari kemarin, karena mungkin karakter penumpangnya berbeda dari hari kemarin. Saya apresiasi pihak KCI sudah mengatur penumpang yang ada di sini khususnya dalam jaga jarak,” paparnya. Bima menuturkan, usulan soal pemberlakuan sif jam kerja untuk memecah jam sibuk direspons positif pihak terkait. ”Semalam kami melakukan video conference bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, kepala gugus tugas membahas soal ini agar lebih dimatangkan usulan pemberlakuan sif kerja ini,” tuturnya. Meski penumpukan penumpang pada Selasa (9/6) tidak separah hari sebelumnya, Bima meminta KCI mesti tetap mencari solusi dan melakukan evaluasi. Sebab, dalam beberapa waktu ke depan, perkantoran di Jakarta akan kembali beroperasi seperti sediakala. ”Tapi tetap saya kira harus ada pengaturan yang lebih rinci dan rapi lagi. Karena nantinya dalam beberapa waktu ke depan jumlah kantor yang beroperasi akan lebih banyak dan penumpang otomatis akan bertambah. Kalau seperti ini tidak akan menampung dan akan terus seperti ini,” pintanya. Tak hanya itu, Bima juga memintaBadan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyediakan bus di stasiun dan titik lainnya. ”Pertama sif kerja, kedua penyediaan bus, ketiga kami juga mengusulkan ada penambahan petugas. Tidak hanya petugas pengamanan dari pihak PT KCI, tapi juga dari pemerintah daerah baik unsur TNI ataupun polri. Ini kan baru 10 persen bertambah, apalagi nanti kalau kita kembali ke normal ini tentu sudah tidak akan muat. Jadi perlu adanya sistem baru, secara umum 3 orang tadi sudah disetujui dan disambut baik, tinggal dimatangkan di instansi terkait,” tutupnya. (ogi/b/mam/py)