metro-bogor

Jalan ‘Tikus’ tak Terpantau, Puncak Padat saat PSBB

Selasa, 16 Juni 2020 | 09:30 WIB

METROPOLITAN – Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional parsial seperti menjadi buah simalakama. Di satu sisi ingin memu­lihkan perekonomian bertahap, di sisi lain malah berpotensi memicu penyebaran Covid-19. Yang te­ranyar, kepadatan kendaraan di Puncak akhir pekan ini makin tidak terkendali. Hal itu pun disesalkan Bupati Bogor, Ade Yasin. Apalagi, Puncak selain melalui jalan utama juga terdapat jalur tikus yang dimanfaatkan pengendara agar tak terlihat petugas. Ia pun menginstruksikan divisi pengamanan gu­gus tugas memonitor dan patroli di sepanjang jalur Puncak, terutama Sabtu dan Minggu. ”Juga tindakan tegas dan sanksi bagi pelanggar Perbup Nomor 35 Tahun 2020. Arah Puncak ini kan banyak jalan tikusnya. Nah, ini di­manfaatkan pengendara motor, jadi macet terus,” katanya. Ia menambahkan, pihaknya hanya bisa mengimbau ke­pada masyarakat, khususnya dari luar Bogor, agar tidak berbondong-bondong ke Puncak dan menunggu ter­lebih dulu sampai kondisi betul-betul membaik. ”Ka­rena rata-rata pelat nomor kendaraannya luar Bogor. Kita imbau jangan dulu ke Puncak, tunggu membaik dulu lah,” imbaunya. Sementara itu, Camat Ci­sarua, Deni Humaedi, mem­benarkan kepadatan ken­daraan di Puncak lantaran beberapa tempat wisata sudah dibuka. Padahal baru bebe­rapa dan banyak tempat resmi yang belum berope­rasi. ”Baru di pinggir-pinggir jalan. Memang betul mayo­ritas kendaraan pelat nom­ornya B (luar Bogor). Harus­nya ada kesadaran. Selama ini kepolisian, Dishub sudah kerja, tapi perlu kekuatan le­bih besar dan terkonsolidasi,” paparnya. Tak hanya itu, sambung dia, ada beberapa titik yang ber­potensi mengumpulkan ke­rumunan, tapi tidak terkontrol dengan baik. Di antaranya seperti lokasi proyek Rest Area Puncak yang tanpa dipasang pembatas, sehingga pengen­dara bisa keluar masuk dan terjadi kepadatan. ”Kenapa nggak ditutup seng saja mis­alnya, nggak mungkin camat yang tutup. Tapi instansi mana yang sekarang tanggung jawab akan lokasi itu,” papar Deni. Ia juga bakal melakukan pengetatan di kawasan Masjid At-Ta’awun yang juga dipa­dati pengunjung, beberapa akhir pekan terakhir. Ia ingin ada pembatasan agar peng­unjung terkendali melalui pendekatan persuasif eduka­tif terlebih dulu. ”Saya ingin ada pembatasan di Masjid At-Ta’awun, jangan pengunjung itu seenaknya. Semua lah. Tapi kita tempuh persuasif dulu,” pungkasnya. (ryn/b/mam/py)

Tags

Terkini