metro-bogor

Atlet Andalan Bogor tak Bisa Gunakan Jalur Prestasi

Jumat, 19 Juni 2020 | 08:43 WIB

METROPOLITAN – Prosesi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA sederajat, rupanya tengah jadi sorotan Ketua Komite Olahraga Na­sional Indonesia (KONI) Kota Bogor, Benninue Argoebi. Se­bab, sejumlah rekomendasi jalur prestasi (japres) yang dikeluarkan KONI Kota Bogor untuk puluhan atlet andalan­nya ditolak mentah-mentah sejumlah SMA negeri. Penolakan itu terjadi dengan alasan tak adanya cabang olah­raga dalam daftar ekstrakuri­kuler di SMA. Padahal tahun sebelumnya ini tak pernah terjadi. ”Tahun ini sedih juga, walaupun jumlah japres ber­tambah dari 10 menjadi 25 persen, tahun ini sangat ba­nyak penolakan oleh SMA negeri terhadap atlet ber­prestasi Kota Bogor,” bebernya. Benninue merasa sedih lan­taran sejumlah atlet andalan­nya tak bisa mengenyam bangku pendidikan di sejum­lah sekolah negeri ternama di Kota Bogor. Bahkan yang sudah mendapat rekomendasi mut­lak dari KONI ikut ditolak. Dari 47 cabang olahraga yang terdaftar di KONI Kota Bogor, hanya 21 cabang olahraga yang bisa mengklaim japres dari KONI. Sebab, 21 cabang olah­raga itu termasuk ekstrakuri­kuler sekolah. Jika melihat regulasi Peratu­ran Gubernur (Pergub) Jawa Barat, jumlah cabang olah­raga penerima japres KONI sama sekali tidak dibatasi. ”Karena ada kebijakan yang saya pikir tidak pro terhadap siswa yang dibuat Dinas Pen­didikan (Disdik) provinsi. Ka­lau melihat aturan pergub memang tidak dibatasi cabang olahraganya,” beber pria yang akrab disapa Ben ini. Ben mengaku sempat ber­komunikasi dengan pihak Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Ba­rat kaitan permasalahan ini. Namun, jawaban yang tidak diharapkan justru didapat pi­haknya. Ia akan mencoba menyurati permasalahan ini kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. ”Se­moga tahun depan tidak ada atlet daerah yang tidak bisa sekolah di negeri. Itu hak me­reka untuk sekolah, karena sekolah negeri adalah pilar utama untuk menerima atlet,” ujarnya. Untuk memberikan kemu­dahan bagi atlet andalan dalam mengenyam pendidikan, sam­bung dia, merupakan salah satu bentuk penghargaan bagi mereka. Sebab, mereka merupakan pahlawan di bidang olahraga bagi daerah. Ben tak ingin kebijakan ini memenga­ruhi loyalitas atlet dalam mem­bela Kota Bogor ke depannya. Ia tidak ingin kehilangan se­jumlah atlet andalannya lan­taran ditawari fasilitas pendi­dikan yang layak oleh sejum­lah daerah lain di luar Kota Bogor. ”Ini semua untuk menga­mankan atlet tetap menjadi atlet Kota Bogor dan Jawa Ba­rat. Jangan sampai atlet kita pindah hanya karena berse­kolah. Kalau dia ditawarin jadi atlet Kalimantan bagai­mana? Ditawarkan di sekolah di sana? Tentu ini akan ber­pengaruh terhadap prestasi olahraga Kota Bogor ke depan­nya,” terangnya. Sementara saat dihubungi Metropolitan, Kepala Kantor Cabang Daerah (KCD) Jawa Barat Wilayah II Kota Bogor Aang Karyana belum mem­berikan keterangan apa pun terkait persoalan tersebut. (ogi/b/mam/py)

Tags

Terkini