metro-bogor

Pendapatan Kota Bogor Turun Ratusan Miliar

Selasa, 23 Juni 2020 | 08:52 WIB

METROPOLITAN – Selama pandemi Covid-19 berlangs­ung, pendapatan yang ma­suk ke kas daerah Kota Bo­gor menghilang drastis. Sejak awal, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai Rp1 triliun lebih, kini harus turun menjadi Rp719,5 mi­liar. Selain itu, target pajak yang awalnya Rp733 miliar berubah menjadi Rp415 miliar. Pendapatan di Kota Bogor ini sedikit terbantu pada April hingga Juni lantaran dikelu­arkannya kebijakan diskon pajak dari Pajak Bumi Bangu­nan (PBB) Kota Bogor, sehingga masyarakat yang biasanya membayar PBB Agustus dan September menjadi bayar pada April, Mei dan Juni.­ ”Target pajak dalam setahun sudah dievaluasi. Total target pajaknya menjadi Rp415.368.094.395 setahun. Pada April sampai Juni itu jadi cukup tinggi karena ada diskon,” kata Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapen­da) Kota Bogor, Lia Kania Dewi, Senin (22/6). Sejalan dengan itu, kini sek­tor usaha di Kota Bogor mu­lai bangkit. Seperti mal yang mulai kembali beroperasi, pengguna jasa hotel maupun usaha pangan melalui resto­ran. Sehingga jika kasus Co­vid-19 terus melandai, maka pendapatan bisa kembali normal, kas daerah juga bisa kembali bertambah lewat pendapatannya. Apalagi, di sisa waktu menuju akhir tahun, pada triwulan 3 dan 4 diharapkan bisa mengembalikan keada­an. Jika pandemi terken­dali, maka seluruh bidang usaha bisa kembali berope­rasi secara optimal dengan tetap memperhatikan pro­tokol kesehatan. ”Dengan new normal tentu geliat ekonomi akan tumbuh kem­bali dari pajak yang bersum­ber dari sektor jasa wisata seperti hotel atau restoran,” paparnya. Sebelumnya, Sekretaris Dae­rah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, mengungkap­kan, terhitung Januari hingga Mei, PAD Kota Bogor menga­lami penurunan drastis. Itu terjadi lantaran sejumlah sektor pendapatan daerah terganggu imbas penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). ”Tak bisa dimungkiri kon­disi ini akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semua serba dibatasi. Hotel, restoran, perekonomian ma­syarakat juga terdampak. Ini tentu sangat memengaruhi pendapatan Kota Bogor,” ujar­nya. Ade Sarip memprediksi penurunan pendapatan me­nyentuh angka 58 persen. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor coba mem­berlakukan stimulus agar sejumlah sektor pendapatan bisa memiliki pemasukan. ”Kita siapkan anggaran seki­tar Rp50 miliar untuk mem­bantu menstimulus pengu­saha untuk memulihkannya,” jelasnya. Jika pandemi ini berkepan­jangan, sambung Ade Sarip, maka akan berdampak pada Rencana Awal Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2021. ”Bukan tidak mungkin akan ada pengurangan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi Kota Bogor pada 2021,” ungkapnya. (dil/b/mam/py)

Tags

Terkini